Hanya ada tungku sederhana yang tersusun dari 3 buah batu, 3 buah panci, beberapa jeriken, dan beberapa bak plastik.
Sementara itu, ruang kedua adalah ruang di sisi kiri yang berfungsi sebagai ruang tidur
Namun, di ruangan yang dianggap sebagai ruang tidur ini tidak terlihat adanya dipan, kasur, bantal, selimut, ataupun perabotan layaknya sebuah ruang tidur.
Yang terlihat hanya beberapa karung beras bekas di tanah dan di dekat pembatas ruangan.
"Itu buat alas saya tidur. Kalau hujan ya banjir. Terus saya tidurnya pindah ke dapur sini."
"Soalnya kalau di kamar itu pasti bocor. Kalau di dapur ya tidak terlalu banyak air," ujar Luh Ariani sambil menunjuk atap terpal yang sudah menggembung menampung air hujan.
Tak Punya Toilet dan Hanya Bisa Mandi Saat Hujan Turun
Di sekitar rumah Luh Ariani, tidak ditemukan area khusus untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).
Luh Ariani mengaku ia mandi hanya ketika hujan turun.
Baca Juga : Unik! TPS di Sumatera Barat ini Sediakan Taman Bermain Untuk Anak dan Spot Selfie
"Saya mandi kalau hujan saja. Kalau tidak hujan ya tidak mandi," cerita Luh Ariani.