Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID - Pemilihan Umum (Pemilu 2019) telah berlangsung hari Rabu (17/4/2019).
Potret jari kelingking dengan tinta ungu pun memenuhi media sosial sebagai bukti mereka telah menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2019.
Aksi mencelupkan jari ke dalam tinta ungu setelah mencoblos pada Pemilu 2019 ini tidak muncul begitu saja.
Metode mencelupkan jari ke tinta ini ternyata memiliki cerita asal mulanya.
Baca Juga : Gampang, Begini 5 Cara Mudah Hilangkan Noda Tinta Biru Pada Jari Usai Mencoblos
Penasaran? Ini dia cerita asal mula mencelupkan jari tangan ke tinta setelah mencoblos dalam Pemilu.
1. Siapa yang Memproduksinya?
Mengutip Firstpost, Rabu (17/4/2019), metode mencelupkan tangan ke dalam tinta dipelopori oleh India.
Tinta tersebut diproduksi oleh Mysore Paints and Varnish Limited, sebuah usaha pemerintah Karnataka.
Mysore Paints and Varnish Limited adalah satu-satunya produsen tinta yang resmi.
Baca Juga : Ini Asal Muasal Kenapa Wajib Menyelupkan Jari ke Tinta Setelah Mencoblos Dalam Pemilu
Disimpan dalam botol, tinta tersebut didistribusikan ke seluruh tempat pemungutan suara di India.
Hampir 900 juta warga India mencelupkan jari ke tinta usai menggunakan hak suara mereka dalam pemilu.
2. Kapan Diperkenalkan?
Metode ini mulai diperkenalkan pada tahun 1962.
Pada pemilu demokratis pertama, India pernah mengalami masalah serius terkait pencurian identitas.
Baca Juga : Gunakan Hak Pilihnya di Pemilu 2019, Nurhadi, Capres Nomor Urut 10 Ingin yang Terbaik untuk Indonesia
Barulah pada pemilu ketiga tahun 1962, memberi tanda dengan tinta di jari mulai diterapkan.
Saat itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sama dengan Kementerian Hukum, Laboratorium Fisik Nasional dan Perusahaan Pengembangan Penelitian Nasional untuk penyediaan tinta yang sulit dihapus untuk pemilihan Perlemen India.
Mereka lantas menggandeng Mysore Paints untuk memproduksi tinta tersebut.
Sejak saat itu, memasukkan jari ke dalam tinta pun diberlakukan di setiap pemilihan umum di India.
Hingga akhirnya, metode mencelupkan jari ke tinta ini diikuti oleh berbagai negara, termasuk Indonesia.
Mysore Paints sendiri telah mengekspor tinta produksinya ke lebih dari 30 negara di seluruh dunia.
Dikutip dari Businesstoday, Rabu (17/04/2019), perusahaan menjual satu botol ukuran 10 ml dengan harga Rs 183 atau Rp 36 ribu.
Satu botol tinta cukup untuk dipakai sekitar 700 orang.
Baca Juga : Berikut 5 Selebritis yang Sukses Berkarier di Tanah Air Namun Tidak Ikut Mencoblos di Pemilu 2019, Kenapa?
Berkat itu, perusahaan yang didirikan pada tahun 1937 ini sukses meningkatkan lapangan kerja lokal.
Kini perusahaan itu tidak hanya memproduksi tinta, tapi juga cap dan cat persediaan untuk tank perang kepada Kementerian Pertahanan menurut Business Insider.
3. Apakah Komposisi Tinta Pemilu?
Mengutip Deccan Herald, Rabu (17/4/2019), salah satu komponen tinta adalah perak nitrat, yang konsentrasinya bervariasi mulai dari 7- 25 persen.
Itulah yang membuat menempel pada kulit, sehingga sulit dihilangkan ketika dicuci.
Tinta yang diproduksi Mysore Paints hanya dapat memudar seiring waktu, sampai sel-sel kulit baru menggantikan yang mati. (*)