Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Seorang ibu harus mendekap lebih dari 10 tahun di penjara usai membunuh 2 anak kandungnya.
Kedua anak malang tersebut nyawanya dihilangkan dengan cara sungguh keji.
Sebuah racun tikus dipakai oleh sang ibu.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Daily Mail, Elena Kordyukova ternyata juga berusaha membunuh anaknya yang ke-3.
(Baca juga: Tak Hanya Untuk Bubur Bayi, Bahan Ini Bisa Bikin Wajah Putih Bersinar! Intip yuk Gimana Caranya)
Beruntung, dokter berhasil menyelamatkan anak laki-laki itu.
Luar biasa parah, anak ke-4 yang berjenis kelamin perempuan ternyata juga ikut tewas.
Ahli forensik belum dapat menentukan apa penyebab kematiannya.
Anak-anak wanita berusia 39 tahun itu; yang laki-laki Ilya, Maxim, Mikhail, serta anak perempuan Alexandra, semuanya menderita kelainan genetik langka.
(Baca juga: Meski Belum Lanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi, Ini loh 3 Pilihan Karir Tatjana Saphira)
Kelainan genetik ini disebut sebagai haemolytic-uremic syndrome.
Sindrom semacam ini menyebabkan pembentukan bekuan darah di pembuluh darah kecil di seluruh tubuh.
Akibatnya, pengidap bisa mengalami stroke, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan tertimpa kematian.
Maxim, Mikhail, serta Alexandra meninggal di bawah usia 3 tahun.
(Baca juga: Setelah Reyza Carlos MUA Ayu Ting Ting Meminta Maaf, Via Vallen Kesal dan Lontarkan Kalimat Tak Terduga)
Wanita asal Ekaterinburg, Russia, mengaku kepada polisi bahwa dirinya ingin punya anak 'tanpa masalah kesehatan'.
Pihak berwajib kemudian menggali tempat dikuburkannya Maxim dan Mikhail dan menemukan banyaknya kandungan Warfarin.
Warfarin sendiri anti-kogulan yang memiliki efek membuat darah cenderung tidak menggumpal di tempat yang salah.
Ramuan obat semacam ini dulunya umum diketahui sebagai racun tikus.
(Baca juga: Foto Bareng Anak dan Suaminya, Acha Septriasa Malah Dikritik Netizen, Apa Penyebabnya?)
Memang obat ini sebenarnya bisa digunakan untuk mengobati gangguan yang diidap oleh anak-anak Elena.
Namun bisa berubah jadi mimpi buruk bila digunakan dalam dosis yang berlebihan.
Jasad Aelxandra sebenarnya juga sudah digali.
Akan tetapi, wujudnya sudah tidak berbentuk dan busuk, sampai-sampai ahli forensik menduga apakah anak ini juga ikut diracun.
(Baca juga: Bukan Sekadar Hiasan, Inilah Makna di Balik 9 Hiasan dan Pernak-pernik Natal, Nomor 9 Jadi Tradisi Setiap Tahun!)
Si anak tertua, Ilya yang berusia 8 tahun, ditemukan telah meminum 30 dosis obat yang diberikan oleh sang ibu ketika di rumah sakit.
Bocah malang ini dibuat sengsara, tapi beruntung masih bisa diselamatkan.
Sang ayah, Andrey Kordyukov, menyebut istrinya adalah 'ibu yang penuh kasih' dan telah berusaha menyelamatkan anak-anak.
Entah ingin menutup-nutupi atau memang benar tidak tahu, pengadilan di Ekaterinburg memastikan bahwa sang ibu telah melakukan tindikan keji itu.
(Baca juga: Meski Belum Lanjutkan Kuliah, Ini yang Dilakukan Tatjana Saphira)
Elena mengakui telah melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.
Dia mengaku mencoba berusaha menyembuhkan.
Akan tetapi ternyata itu tidak mudah.
Jadi dia punya ide, lebih baik melahirkan anak baru yang sehat.
(Baca juga: Tak Hanya Digemari di Indonesia, Inilah Bukti Mie Instan Populer di Negeri Seberang)
Saat seorang psikiater diminta menganalisa di pengadilan, disebutkan bahwa wanita itu benar-benar normal dan menyadari kejahatannya.
Polisi memberi keterangan bahwa sang suami tidak sadar akan tragedi ini.
Justru, sang suami bilang Ilya membutuhkan ibunya di rumah.
Ini membuat mereka bakal mengajukan banding atas hukuman yang menimpa Elena.
(Baca juga: Sederhana Tapi Berkesan, Ini Bekal yang Disiapkan Sarwendah untuk Ruben Onsu)
Rencananya, sang ibu kejam ini akan dipenjara kurang lebih 20 tahun, sebuah hukuman maksimal bagi seorang wanita di Russia.
"Dia adalah ibu yang luar biasa," ungkap sang suami.
"Aku melihat betapa pedulinya dia kepada anak-anak."
Andrey mengkalim istrinya memberitahu bahwa dirinya justru telah dipaksa untuk mengaku.(*)