"Waktu itu saya udah mikir dan bikin materi bener, bang. Hilang semua materi itu," ungkap Ebel.
"Si Ramos lebih parah lagi, bang. Dia bilang siap-siap minum obat, kau biar tidur, biar enak waktu disuntik. Kata saya, wah mati nih saya di sini," imbuhnya.
Mendengar kata psikolog, Ebel berfikir bahwa dirinya mungkin akan dibedah otaknya.
Sehingga saat bertemu langsung dengan psikolog tersebut, Ebel fokus memperhatikan tasnya.
Baca Juga : Raffi Ahmad Berniat Menjadikan Raditya Dika Atau Gading Marten Sebagai Besan
Ia bertanya-tanya, mungkinkah di dalam tas psikolog tersebut berisi suntikan atau alat lain yang Ebel khawatirkan.
"Tiba-tiba datang psikolognya, saya deg-degan nih. Saya perhatiin tasnya, ada suntikan atau apa nih," terang Ebel.
Sontak pengakuan Ebel membuat Radit tak henti tertawa.
Namun, berkat psikolog tesebut, sedikit demi sedikit Ebel dapat mengatasi masalahnya.
Baca Juga : Pandji Pragiwaksono Tuai Kontroversi Setelah Sebut Kucing Sebagai Hewan Gembel dalam Stand Up Comedy-nya
Ebel juga mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Radit, karena berkat psikolog yang didatangkan, ia mampu berubah lebih baik dalam melakukan stand up.
"Sekarang saya sudah mulai bisa agak mengingat, bang. Solusi dari psikolog untuk merekam waktu saya latihan itu membantu banget," beber Ebel.
"Makanya saya berterima kasih sama Bang Radit, jadi kebuka semua cara-caranya," ungkap Ebel pada Radit.
(*)