Ia juga kerap ditanya oleh sang ibunda kapan diberi cucu lelaki, sedangkan kakak perempuannya telah punya empat putra laki-laki.
Lepas dari itu, Fat sebenarnya mencintai Bung Karno. Namun ia tak mau dipoligami.
“AKu baru akan menyetujui apabila Bung Karni bercerai baik-baik dengan Ibu Inggit. Aku tidak dapat menerima poligami. Aku tidak akan dimadu,” ujarnya dalam buku Fatmawati Soekarno, The First Lady yang ditulis Arifin Suryo Nugroho.
Inggit pun setai tiga uang. Ia memilih bercerai daripadai dimadu.
Akhirnya, Soekarno mengembalikan Inggit ke rumah orangtuanya di Bandung agar bisa menikahi Fatmawati.
Puisi Bung Karno untuk Fat
Perasaan Soekarno kepada Fat begitu bergelora. Salah satunya terwujud dalam penggalan puisi romantis yang dipetik dari surat cinta Bung Karno berikut ini:
Fatma yang menyinarkan cahaya, terangi selalu jalan jiwaku supaya sampai di bahagia raja
Dalam surganya cinta kasihmu, dari ribuan dara di dunia, kumuliakan engkau sebagai dewiku
Kupuja dengan nyanyian mulia, kembang dan setanggi dupa hatiku, engkau menjadi terang di mataku,
Engkau yang akan memungkinkan aku, melanjutkan perjuanganku yang mahadahsyat