Find Us On Social Media :

Berniat Angkat Kulit Mati, Kuku Wanita ini Justru Terlepas dari Kulitnya

By None, Kamis, 18 April 2019 | 13:05 WIB

Berniat Angkat Kulit Mati, Kuku Wanita ini Justru Terlepas dari Kulitnya. (ilustrasi)

Grid.ID- Fish spa atau yang sering kita kenal dengan terapi ikan dipercaya mampu untuk menghilangkan sel kulit mati dan menghaluskan kulit.

Sejak terapi ikan ini populer dimasyarakat para ahli sebenarnya sudah memperingatkan adanya risiko dari penyebaran penyakit yang mungkin terjadi.

Hal tersebut bukan lagi teori ataupun asumsi, karena hal tersebut benar dialami seorang perempuan berumur 20 tahunan asal New York.

Setelah melakukan terapi ikan, ia mengaku bentuk kukunya jadi aneh.

Baca Juga : Berniat Untuk Curhat, Fatmawati Justru di 'Tembak' Bung Karno!

Dalam laporan kasus yang terbit di jurnal JAMA Dermatology, Selasa (3/7/2018), kuku kaki perempuan ini seperti terbelah, di mana bagian bawah kuku terpisah dari bagian atasnya.

Anehnya, ia sama sekali tidak merasa sakit.

Dalam laporannya, ia mengaku tidak mengalami cedera kuku atau riwayat keluarga yang memiliki gangguan kuku.

Ia melaporkan, sebelum masalah kuku muncul, dirinya sempat melakukan fish spa.

Dari kondisi tersebut, dokter mendiagnosis perempuan itu mengalami onikomadesis, yakni suatu kondisi di mana kuku terpisah dari matriks kuku atau jaringan di bawah kuku yang berfungsi menumbuhkan kuku.

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), onikomadesis muncul karena sesuatu yang menyebabkan kuku berhenti tumbuh sementara waktu.

Baca Juga : Kisah Nenek Huang yang Dipermalukan Anaknya Sendiri di Depan Umum, Saat Roknya Dibuka Sang Anak Justru Bersujud Minta Maaf

Pada akhirnya, pasien onikomadesis akan memiliki kuku yang cepat patah.

Kabar baiknya, onikomadesis tidak permanen.

Dalam laporan di jurnal Cutis edisi 2017, pertumbuhan kuku dapat kembali setelah 12 minggu.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan onikomadesis, termasuk infeksi, gangguan autoimun, obat-obatan, keturunan, dan faktor terbaru karena terapi ikan.

Selama terapi ikan, kaki akan dibenamkan dalam sebuah bak bersama air dan ikan air tawar kecil bernama Garra rufa.

Ikan tersebut akan menggigit kaki dan memakan sel kulit yang mati.

Di habitat aslinya, ikan asal Timur Tengah memakan plankton.

Baca Juga : Kepalanya di Simpan Usai Ditembak Mati, Begini Kisah Mata Hari Mata-Mata PD I yang Sempat Pelajari Tarian Jawa

Menurut laporan kasus ini, popularitas terapi ikan memuncak sejak satu dekade terakhir.

Sebelumnya para ahli telah memperingatkan, terapi ikan dapat menyebarkan penyakit dan infeksi.

Alasannya beragam, bisa karena bak yang tidak dibersihkan dengan baik atau ikan yang sama digunakan untuk pelanggan berbeda.

Menurut CDC, hal itu sangat mungkin untuk menyebarkan infeksi

Bukti ilmiah Berkat beberapa penelitian, praktik fish spa dilarang di AS.

Dalam temuan ilmuwan Inggris yang terbit di jurnal CDC Emerging Infectious Diseases pada 2012, diketahui ikan Garra rufa membawa sejumlah bakteri yang berpotensi berbahaya.

Baca Juga : Ditinggal Pacar dan Diabaikan Keluarganya, Remaja ini lahirkan Bayinya di Tengah Jalan Usai Ditolak Rumah Sakit

Seperti Vibrio vulnificus yang bisa menyebabkan infeksi kulit dan Streotococcus agalactiae yang dapat menyebabkan infeksi pada jaringan lunak.

Selain itu, ilmuwan Italia juga pernah melaporkan kasus infeksi kaki karena bakteri Staphylococcus aureus karena terapi ikan di tahun 2014.

Dalam kasus terbaru ini, belum diketahui bagaimana fish spa dapat menyebabkan onikomadesis.

Ahli menduga, hal itu karena kuku mengalami trauma karena ikan menggigitinya sehingga membuat kuku berhenti tumbuh.

"Kasus ini menyoroti pentingnya masalah kulit dan kuku terkait fish spa dan kebutuhan dermatologis untuk mengedukasi pasien terkait efek buruk ini," tulis laporan itu seperti dilansir Live Science, Selasa (3/7/2018). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi, Perempuan New York Alami Masalah Kuku Setelah Lakukan "Fish Spa"