Mendapati kotanya semakin tidak ramah lingkungan, Soraya Cassandra ingin membuat bisnis yang berdampak positif bagi sosial dan lingkungan.
Melalui Kebun Kumara, dia memulai gerakan 'urban farming' untuk memerangi polusi dan memberi dampak positif pada kehidupan sosial dan lingkungan sekitarnya.
Namun dalam menjalani profesinya itu, justru ia merasa lucu dengan komentar orang-orang yang selalu menyindir soal gendernya sebagai perempuan.
“Mungkin banyak yang beranggapan, ngapain sih ngurus kebun dan sampah? Cantik-cantik tapi bau!” ungkapnya.
"Kalau kita nyangkul, dikomentarin: ‘Ngapain sih? Kasih aja ke cowoknya!’ Padahal, memangnya perempuan enggak bisa nyangkul? Masih banyak anggapan orang terhadap peran perempuan dan mengenai apa yang pantas perempuan lakukan," ceritanya.
Ia berharap, melalui usahanya membangun Kebun Kumara ini, hal-hal abstrak tentang mencintai alam itu bisa dibumikan, bisa dibuat nyata.
Perempuan itu peka loh terhadap hal-hal di sekitarnya.
"Aku percaya perempuan di manapun bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya dan selanjutnya. Serta juga mampu membentuk dunia yang dia mau," pungkasnya.
5. Kartika Jahja, Musisi dan Aktivis Kesetaraan Gender
Kartika memiliki banyak hal untuk dikatakan tentang kekerasan seksual dan kepositifan tubuh. Bermusik adalah format pilihannya.
Dari musik, Kartika belajar untuk jadi kritis dan lebih berani.