Grid.ID - Pemilu 2019 memang jadi pesta demokrasi yang sungguh meriah di tahun ini.
Banyak masyarakat Indonesia berbondong-bondong pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) demi menyukseskan Pemilu 2019.
Namun, ada pula kisah memilukan yang terjadi di balik ajang Pemilu 2019 yang diadakan pada Rabu (17/4/2019) kemarin.
Banyak sekali anggota yang bertugas dalam menjalankan Pemilu 2019, gugur dalam bertugas.
Baca Juga : Kelelahan Saat Bertugas, 12 Petugas KPPS di Jawa Barat Meninggal Dunia
Mulai dari anggota kepolisian hingga petugas KPPS, meninggal dunia saat tengah menunaikan tugasnya untuk Pemilu 2019 ini.
Di provinsi Jawa Barat saja, setidaknya ada 12 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia.
"Ada 12 orang di 9 kota atau kabupaten di Jawa barat," kata ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok yang dikutip dari Kompas, Sabtu (19/4/2019).
Rifqi mengatakan, jika hampir semua petugas KPPS di Jawa Barat meninggal dunia karena faktor kelelalahan dan stres.
Baca Juga : Lelah Begadang Hitung Suara Pemilu 2019, Ketua KPPS Bekasi Tewas Tersambar Truk Saat Antar Anak ke Sekolah
"Ada yang serangan jantung karena faktor kelelahan, ada juga meninggal setelah menerima laporan kekurangan surat suara, mungkin stres, ada juga faktor kelelahan," jelasnya.
Tekanan stres dan kelelahan juga tak hanya dirasakan petugas KPPS di Jawa Barat saja.
Seorang Ketua KPPS di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, melakukan percobaan bunuh diri.
Baca Juga : Tak Hadir di Pilkada 2018, Raffi Ahmad Diharapkan Kehadirannya oleh KPPS pada Pemilu 2019 Esok
Mengutip Surya Malang, Ketua KPPS berinisial SU ini hendak bunuh diri pada Sabtu (20/4/2019) sekitar pukul 09.00 WIB di kamar tidurnya.
Beruntung, anggota keluarganya berhasil masuk ke kamar tidur SU dan mencegah aksi percobaan bunuh dirinya.
Namun, SU sudah terlanjur menderita dua luka tusuk di bagian perutnya.
Masing-masing luka tusuk itu memiliki panjang 8 centimeter dan 4 centimeter.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kapolsek Kedungkandang, Kompol Suko Wajyudi, SU hendak bunuh diri menggunakan golok berukuran 46 centimeter..
"Sekitar pukul 9.00 WIB di dalam kamarnya korban mengambil golok koleksinya di atas lemarinya kemudian menusukkan sendiri dengan tangannya sendiri ke arah perutnya sendiri sebanyak dua kali," ucap Wahyudi, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Berdasarkan keterangan sang istri, TA, diketahui jika SU kurang tidur selama 4 hari.
Baca Juga : Raffi Ahmad-Nagita Slavina dan The Sungkar's Family Bagikan Tips Agar Indonesia Damai Usai Pemilu 2019
Ditambah lagi, SU yang gelisah karena memikirkan tanggung jawabnya sebagai ketua KPPS di daerahnya.
"Saksi menerangkan suaminya gelisah dan stres selama tiga sampai empat hari ini karena kurang tidur," tambah Wahyudi.
Setelah diperiksa oleh pihak kepolisian, SU yang juga merupakan PNS di Universitas Brawijaya Malang ini merasa stres dan capek karena menghitung suara.
Baca Juga : Kawal Jalannya Pemilu 2019, 8 Polisi Gugur Saat Bertugas, Kepolisian Indonesia Pun Berduka
"Sebagai ketua KPPS 7 merasa capek dan stres karena saat penghitungan suara ada selisih kelebihan suara antara dua atau empat di hitungan DPD dan DPRD Kota Malang," pungkas Wahyudi.
Kini, SU sudah dibawa ke Rumah Sakit Panti Nirmala Kota Malang untuk diberi perawatan intensif. (*)