Grid.ID - Manjalani pekerjaan sebagai seorang jurnalis bukanlah hal yang mudah.
Seorang jurnalis dituntut untuk siap mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa saat bertugas.
Seperti kisah jurnalis foto asal Jepang, Kenji Nagai yang tewas saat menjalankan profesinya.
Baca Juga : Kehebatan Jinichi Kawakami, Ninja Terakhir di Jepang yang Mampu Mendengar Suara Jarum Jatuh
Saat itu Nagai ditugaskan untuk meliput protes anti-pemerintahan di Myanmar pada September 2007.
Di tengah massa aksi yang meledak di jalanan dan bentrokan dengan pasukan militer, seorang tentara menembak Nagai hingga ia terjatuh.
Dalam keadaan tergeletak di tanah pun, Nagai masih sempat memotret tentara yang lalu diduga menembak dadanya dari jarak dekat.
Peristiwa ini diberitakan oleh berbagai media internasional kala itu, termasuk di antaranya The Guardian dan Reuters.
Baca Juga : Terseret Kasus Pencemaran Nama Baik, Intip Perubahan Wajah Erin Taulany Istri Andre Taulany
Seorang fotografer Reuters berhasil mengabadikan momen tersebut dan mendapatkan penghargaan dari Pulitzer.
Sementara itu, Nagai tewas di tempat setelah peluru menembus dada sebelah kanan hingga ke jantungnya.
Baca Juga : Sudah Jadi Mualaf, Intip Potret Cantik Selvi Ananda Menantu Jokowi dalam Balutan Hijab
Dunia mengecam peristiwa ini.
Jurnalis seharusnya dilindungi saat bertugas meliput berita, termasuk perang dan protes atau aksi massa.
Dilansir dari ThoughtCo, ibu Nagai saat diwawancara mengatakan bahwa ia sebenarnya mengerti risiko pekerjaan putranya, tetapi tetap saja hatinya selalu berdebar tiap kali melihat Nagai berangkat bertugas.
Baca Juga : Bocoran Harga Sneakers Mewah yang Dipakai Luna Maya Saat Santai di Pinggir Kolam Renang
(*)