Gedung Putih menanggapi dengan mengatakan: "Tuduhan palsu ini, yang sepenuhnya terbantahkan oleh para saksi mata, dibahas secara panjang-lebar selama kampanye tahun lalu, dan rakyat Amerika menyuarakan penilaian mereka dengan memberikan kemenangan besar (bagi Trump).
"Kekonyolan dan waktu dilontarkannya tudingan-tudingan palsu ini sudah menunjukkan maksudnya dan tur publisitas ini makin menegaskan lebih jauh motif politik di belakang mereka."
Presiden Trump sudah menyangkal tuduhan-tuduhan tersebut tahun lalu dan menyatakan akan menuntut para penuduh, meski ia belum juga melakukannya.
Namun, akhir pekan lalu, duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, mengatakan bahwa para penuduh itu "harus didengarkan".
Berbicara kepada CBS News, Nick Haley mengatakan bahwa dia "sangat bangga pada kaum perempuan yang maju ke depan" mengungkapkan apa yang mereka alami.
Sementara itu, senator Partai Demokrat Cory Booker dari New Jersey, Jeff Merkley dari Oregon dan Kirsten Gillibrand dari New York - menyerukan Trump untuk mengundurkan diri terkait tuduhan tersebut.
Saat kampanyenya yang sukses tahun lalu, sebuah rekaman video yang bocor ke publik, menunjukkan Trump yang sesumbar tentang merogoh vagina perempuan.
Dalam sebuah pengakuan lain, Summer Zervos, mantan kontestan dalam acara televisi The Apprentice yang dimiliki Trump menuduh Trump melecehkannya pada 2007.
Perempuan yang kini berusia 41 tahun tersebut mengatakan bahwa Trump melakukan penyerangan seksual saat bertemu dengannya untuk membicarakan kesempatan kerja di hotel di Beverly Hills.
Zervos mengatakan bahwa Trump "mendorong-dorongkan alat kelaminnya" saat dia berusaha menolak rayuan Trump.
Presiden Trump juga sudah membantah dan menyatakan bahwa itu 'tuduhan palsu dan konyol' dan berjanji untuk menuntut balik. (*)
Artikel Ini Pernah Tayang di Tribunjateng.com dengan Judul "Tiga Perempuan AS Menuduh Donald Trump 'Menggerayangi' Mereka, Ini Pengakuannya"