Grid.ID - Di berbagai belahan dunia ini masih ada suku-suku yang terus mempertahankan tradisi yang diturunkan secara turun temurun.
Salah satunya adalah suku Mosuo, sebuah suku etnis yang berasal dari Tiongkok.
Suku Mosuo kerap disebut sebagai Kerajaan Perempuan karena kelompok ini menganut sistem matrilineal.
Baca Juga : Kisah Perempuan yang Sengaja Sembunyikan Ribuan Anak dalam Peti Mati, Alasannya Mengharukan!
Perempuan dari suku ini justru menjadi “kepala” dalam rumah tangga dan membuat semua kebutuhan bisnis.
Tak hanya itu, para perempuan di suku ini memiliki hak 100 persen atas anak-anak yang lahir dari Rahim mereka dan properti diwariskan melalui garis perempuan.
Di suku ini pula, mereka tak mengenal konsep pernikahan dan justru memiliki konsep yang sudah dianut dari turun temurun, yakni Axia atau “pernikahan berjalan”.
Baca Juga : Geger Isu Video Viral Richard Kyle, Kakak Jessica Iskandar akan Tagih Penjelasan sang Aktor!
Dalam konsep Axia ini, pasangan tak hidup bersama sebagai suami dan istri.
Sang kekasih akan mengunjungi kamar sang perempuan di malam hari untuk bercinta dan kembali ke rumah ibunya sebelum matahari terbit.
Ketika seorang perempuan tidur bersama sang pria, si laki-laki tersebut akan menggantung topinya di pegangan pintu kamar sebagai penanda agar yang lain tidak masuk ke dalam kamar.
Tak hanya itu, perempuan akan bebas memilih dan bergonta-ganti pasangan sesuai keinginannya dan pria tak akan memiliki tanggung jawab sebagai ayah apabila si perempuan hamil.
Bahkan, perempuan dari Suku Mosuo pun tak memusingkan siapa ayah dari anak-anaknya.
Sehingga berhubungan intim di Suku Mosuo ini merupakan hal yang dilakukan untuk cinta atau kenikmatan semata.
Namun, di antara mereka ada pula yang lebih memilih untuk menikah dengan suku yang lain.
Suku Mosuo sendiri berlokasi di tepi Danau Lugu, China Barat dan mereka memiliki beberapa kelompok etnis yang tinggal di sepanjang tepi danau tersebut.(*)
Artikel ini pernah tayang di Nova.grid.id dengan judul Kerajaan Perempuan Suku Mosuo: Tak Kenal Konsep Pernikahan dan Perempuan Bebas Memerintah Laki-Laki