Lebih dari itu, Daniel merasa hubungannya dengan para tetangganya juga semakin dekat.
Dia juga mampu mengumpulkan begitu banyak buah dan sayuran yang dapat dimakan. hingga memenuhi lemari esnya.
Saking banyaknya, Daniel juga membagikan lagi ke para tetangganya yang lain.
Daniel juga tidak mengeluarkan uang untuk kebutuhannya yang lain seperti mandi.
Dia mencari sisa-sisa sabun dan shampo di tempat sampah (kebiasaan orang membuang barang-barang ini meskipun masih sisa setengah).
Daniel juga menemukan tas, sepatu, peralatan rumah tangga lain, bahkan konsol PlayStation 3 yang masih berfungsi.
Baca Juga : Berawal dari Lukisan, Begini Kisah Asmara Bung Karno dan Kartini Manoppo Hingga Melahirkan di Jerman
Masalah penimbunan
Banyaknya barang-barang yang dia temukan membuat masalah lain, penimbunan.
Daniel rutin memposting foto-foto sejumlah besar barang yang dia temukan di situsnya (freeganinsingapore.wordpress.com).
Namun, barang-barang yang tertimbun ini malah membuat komunitas freegan dapat beramal.
Mereka telah menyumbangkan banyak buah dan sayuran ke dapur sup lokal untuk membuat makanan gratis bagi mereka yang bersedia.
Baca Juga : Sidang Perdana Kriss Hatta Terkait Pemalsuan Data Akta Nikah Digelar Siang Ini
Para donor juga selalu memastikan mereka tahu darimana bahan makanan ini berasal sebelumnya.
"Orang menjadi freegans karena tiga alasan: mereka ingin menghemat uang, mereka ingin menyelamatkan orang lain atau mereka ingin menyelamatkan bumi," katanya.
Sementara motivasi Daniel awalnya adalah untuk mendapatkan barang gratis dan menghemat uang.
Tapi, sekarang Daniel idak lagi khawatir tentang uang, dia peduli tentang bagaimana mengurangi pemborosan.
Daniel mengambil makna dari gaya hidup yang dia jalani.
Bukan sekedar sesuatu yang murah yang dia cari, bukan juga barang yang gratis agar dirinya tidak perlu bekerja.
Baginya, menyimpan uang mengungkin dirinya untuk membeli waktu dan kebebasan, yang menurutnya adalah "hal yang paling mahal".
Dia ingin dapat menjalani hidup dengan melakukan hal-hal yang dia inginkan, termasuk mencoba hal-hal baru, dan mengelola komunitas freegan lokalnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Pria ini Hanya Butuh Rp100 Ribu untuk Makan Setahun, Begini Gaya Hidupnya “