Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Tahun 1505, adalah masa kejayaan pengarang Romeo-Juliet, Shakespeare.
Di tahun itu juga merupakan masa di mana Raja Henry VII mengakhiri pernikahannya dengan Catherine of Aragon, yang kemudian menjadi tonggak sejarah munculnya gereja Inggris.
Tapi, tahukah kamu di tahun itu juga ada seekor ikan Hiu Greenland yang hidup hingga sekarang?
Dilansir Grid.ID dari The Sun dan Dailymail, para ilmuwan baru-baru ini menemukan Hiu Greenland yang berusia 512 tahun.
Diperkirakan hiu itu hidup selama peristiwa-peristiwa besar di dunia seperti berdirinya Amerika Serikat, perang Napoleon dan tenggelamnya kapal Titanic.
Hiu Greenland adalah makhluk yang tampak aneh, dengan mata seperti hantu dan mulut yang selalu menganga.
Ilmuwan menggunakan ukuran hiu itu untuk menentukan tahun kelahirannya pada awal 1505.
(BACA: Lihat Proses Persalinan Seekor Ikan Hiu yang Dibantu Oleh Manusia Ini, Bikin Terkesima!)
Hiu Greenland hanya tumbuh 1 cm setahun.
Hiu itu telah dikenal hidup selama ratusan tahun.
Para ahli menggunakan panjang hiu dan tes radiokarbon untuk menentukan umurnya yakni antara 272 dan 512 tahun.
Menurut sebuah penelitian di jurnal Science, itu adalah kelompok tertua dari 28 hiu Greenland yang dianalisis untuk penelitian ini.
Hiu Greenland kebanyakan makan ikan.
Belum pernah terlihat mereka berburu makanan.
Pada bulan September, Julius Nielsen, ahli biologi laut Denmark, memimpin penelitian baru.
Dalam perut hiu tersebut ditemukan sisa rusa kutub, kuda dan beruang kutub.
Arctic University of Norway melakukan sebuah studi terpisah mengenai tulang dan jaringan hiu tersebut.
Hasilnya ditemukan dampak perubahan iklim dan polusi dalam rentang waktu yang lama.
Profesor Kim Praebel, yang memimpin perburuan, mengatakan bahwa hiu adalah "kapsul hidup" yang dapat membantu menjelaskan dampak manusia terhadap samudra.
"Spesies vertebrata terpanjang di planet ini telah membentuk beberapa populasi di Samudera Atlantik," kata Prof. Praebel.
"Ini penting untuk diketahui, jadi kita bisa mengembangkan tindakan konservasi yang sesuai untuk spesies penting ini," ujar Prof. Praebel.(*)