Para wisatawan disibukkan dengan pengambilan foto untuk mendapatkan hasil yang Instagramable.
Bali Bible menjanjikan Instagram tournya akan membuat 'kenangan yang akan bertahan seumur hidup'.
Melansir laman Asia One, ada sebuah penelitian yang menentang teori dari Bali Bible.
Dalam sebuah makalah milik Diana Tamir yang diterbitkan dalam Jurnal Psikologi Sosial Eksperimental Amerika Serikat mengatakan sebaliknya.
Profesor dari Universitas Princenton Amerika Serikat mengemukakan bahwa ingatan peristiwa yang kurang tepat terbentuk setelah didokumentasikan dan dibagikan.
Saat berwisata, wisatawan hanya harus menikmati momen agar dapat terkenang. (*)