Find Us On Social Media :

Dinobatkan Jadi Wanita Paling Subur, Maryam Nabatanzi Lahirkan 44 Orang Anak dari Rahimnya

By None, Sabtu, 27 April 2019 | 11:35 WIB

Dinobatkan Jadi Wanita Paling Subur, Maryam Nabatanzi Lahirkan 44 Orang Anak dari Rahimnya

Grid.ID - Dianugerahkan buah hati dalam sebuah pernikahan tentu jadi kado terindah.

Tapi apa yang terjadi jika kamu memiliki 44 orang anak di usia yang terbilang muda?

Seorang wanita dikabarkan memiliki 44 anak dan membesarkan anak-anaknya sendirian.

Ketika usianya menginjak 39 tahun, ia didapuk sebagai wanita paling subur di dunia.

Baca Juga : Usai Makan Burger, Bibir Remaja Ini Terus Membengkak Tiap Jam

Pasalnya semua anak yang ia lahirkan berasal dari ayah yang sama dan ia tak bisa berhenti melahirkan hingga tiga tahun yang lalu suaminya meninggal dunia.

Wanita tersebut ialah Mariam Nabatanzi (39) asal Uganda.

Melansir dari Mirror, Mariam telah memiliki tiga anak kembar empat, empat anak kembar tiga dan enam pasang anak kembar.

Setelah pasangan kembar pertamanya lahir, Nabatanzi pergi ke dokter dan diberitahu kalau ia memiliki ovarium besar yang tidak normal.

Selain itu, dokter menasihatinya kalau menggunakan pil KB justru dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi Mariam.

Itulah yang menyebabkan Mariam Nabatanzi dikaruniai banyak anak kembar dan tidak bisa berhenti melahirkan anak-anaknya.

Baca Juga : Berkat Saran dari Fitri Salhuteru, Nikita Mirzani Urungkan Niat Melahirkan di Singapura

Nabatanzi menikah pada usia 12 tahun dengan suaminya yang saat itu berusia 40 tahun.

Setahun kemudian ia melahirkan anak kembar pertamanya dan hal ini terus terjadi dengan selang waktu beberapa tahun.

Ketika berusia 23 tahun, Nabatanzi telah memiliki 25 anak dan putus asa, ia kembali menemui dokter untuk menghentikannya.

Sayangnya sekali lagi, dia disarankan untuk tetap hamil karena jumlah ovariumnya sangat tinggi.

Sampai akhirnya kehamilan terakhirnya, dua setengah tahun yang lalu mengalami komplikasi.

Dia melahirkan pasangan kembar keenamnya, tapi salah satu dari mereka meninggal saat persalinan.

Ditambah lagi kemudian suaminya meninggal dunia.

Baca Juga : Bahaya! Konsumsi Makanan Kaleng yang Penyok Bisa Berisiko Kerusakan Otak

Berasal dari salah satu negara miskin di dunia, kini Nabatanzi harus bertanggung jawab penuh atas keluarga besarnya seorang diri.

"Kehidupan saya penuh tangis, suami saya meninggalkan saya banyak penderitaan. Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak dan bekerja untuk mendapatkan uang," tutur Nabatanzi kepada Mirror.

Baca Juga : Unggah Foto Bersama Syahrini, Hotman Paris: Dulu Sahabat!

Dengan begitu banyak mulut yang harus diberi makan, Nabatanzi pun melakukan berbagai pekerjaan serabutan.

Dia telah bekerja sebagai penata rambut dan dekorator acara.

Selain itu Nabatanzi juga mengumpulkan dan menjual besi tua, membuat gin lokal dan menjual obat-obatan herbal.

Sebagian besar gajinya dihabiskan untuk memberi makan keluarga besarnya, perawatan medis, pakaian, dan biaya sekolah untuk memastikan ianak-anaknya memiliki kehidupan lebih baik di masa depan.

Memiliki banyak anak adalah hal umum di Afrika dengan rata-rata wanita melahirkan 5-6 anak, salah satu tingkat kelahiran tertinggi di benua itu menurut Bank Dunia.

Baca Juga : Hak Asuh Amandine yang Dilakukan Tyas Mirasih Masih Memas, Maryke Harris Diamankan Polisi

Tetapi bahkan di Uganda, keluarga Nabatanzi dianggap sangat besar.

Anak tertuanya, Ivan Kibuka, harus putus sekolah untuk membantu membesarkan keluarga.

Baca Juga : Tak Ingin Menikah Dulu, Luna Maya Penuhi Janjinya pada 7 Anak Asuhnya

Anak perempuannya yang berusia 23 tahun itu berkata "Ibu kewalahan, pekerjaannya menghancurkannya, kami membantu di mana pun kami bisa, seperti memasak dan mencuci, tetapi ia masih menanggung seluruh beban untuk keluarga. Saya merasakannya."

Anak-anak yang lebih besar membantu merawat yang muda dan semua orang membantu mengerjakan tugas-tugas rumah seperti memasak.

Dalam sehari keluarga Nabatanzi bisa membutuhkan 25 kilogram tepung jagung, sementara ikan atau daging adalah makanan langka.

Daftar nama di papan kayu kecil yang dipaku di dinding menjelaskan tugas mencuci atau memasak.

"Pada hari Sabtu kita semua bekerja bersama," demikian bunyinya.

Setelah mengalami masa kanak-kanak yang begitu sulit, harapan terbesar Nabatanzi sekarang adalah agar anak-anaknya bahagia.

Nabatanzi mengatakan "Saya mulai mengambil tanggung jawab orang dewasa pada tahap awal. Saya rasa, saya belum pernah merasa bahagia sejak aku dilahirkan." (*)

Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Miliki 44 Anak di Usia 36 Tahun, Wanita Ini Sampai Minta Dokter Hentikan Dirinya Yang Terus Melahirkan