Find Us On Social Media :

Waisak 2019 : 3 Makna Penting Hari Raya Umat Buddha yang Identik dengan Bulan Purnama

By Andika Thaselia, Rabu, 1 Mei 2019 | 06:00 WIB

Mengenal 3 makna penting hari raya umat Buddha yang jadi esensi di Waisak 2019 ini. Waisak adalah peringatan dari lahir hingga wafatnya Buddha Gautama

Grid.ID - Waisak 2019 akan segera tiba, sudah tahu 3 makna penting hari raya umat Buddha ini?

Ya, setidaknya ada 3 makna penting hari raya umat Buddha yang ada di perayaan Waisak, termasuk Waisak 2019 nanti.

Selain 3 makna penting hari raya umat Buddha dalam perayaan Waisak 2019, kamu tentu sudah tahu dengan fakta yang berkaitan dengan bulan purnama.

Baca Juga : Waisak 2019: 4 Perayaan Waisak Paling Meriah di Indonesia

Ya, perayaan Waisak selalu identik dengan bulan purnama yang begitu besar nan cantik.

Laman Wikipedia sendiri menyebutkan bahwa hari Waisak memang dirayakan pada seputaran bulan Mei pada waktu terang bulan purnama.

Dalam agama Buddha, terang bulan purnama yang dimaksud adalah purnama sindhi.

Baca Juga : Waisak 2019: 6 Inspirasi Ucapan Selamat Hari Waisak dalam Bahasa Inggris yang Cocok untuk Update Status

Purnama sindhi ini rupanya memiliki 3 makna yang begitu mendalam dan sangat penting bagi umat Buddha.

Makna penting hari raya umat Buddha ini berkaitan dari lahir hingga wafatnya Buddha Gautama.

Lantas, apa saja makna penting yang dimaksud?

Baca Juga : Waisak 2019: Kumpulan Ucapan Waisak dalam Bahasa Indonesia, Bisa Dicontek nih!

1. Kelahiran Pangeran Sidharta

Mengutip artikel terbitan Tribun Jakarta, Pangeran Sidharta merupakan putra dari seorang raja bernama Raja Suddhodana dan permaisurinya, Ratu Mahamaya.

Pangeran Sidharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva atau calon Buddha.

Baca Juga : 6 Festival Lampion di Asia, Serupa Perayaan Waisak di Candi Borobudur

Maknanya, Bodhisatva ini adalah seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Pangeran Sidharta sendiri lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi.

2. Pencapaian Penerangan Agung dan Kemudian Menjadi Buddha

Baca Juga : Mengenal Kawasan Api Abadi Mrapen di Grobogan, Tempat Diambilnya Api Dharma Waisak 2018 yang Tak Pernah Padam

Menginjak usia 29 tahun, Pangeran Sidharta pergi meninggalkan istana.

Tak hanya itu, Pangeran Sidharta pergi meninggalkan anak istrinya menuju hutan untuk mencari kebebasan.

Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasa dari 4 peristiwa yang dilihat oleh Pangeran Sidharta : lahir, tua, sakit, dan mati.

Baca Juga : Sambut Hari Raya Waisak, Inilah 8 Artis Indonesia dan Hollywood yang Beragama Buddha

Pada usia 35 tahun, tepat pada saat datangnya purnama sindhi di bulan Waisak, pertapaan Pangeran Sidharta pun mencapai penerangan sempurna.

Pangeran Sidharta kemudian menjadi seorang Buddha.

3. Parinibbana : Wafatnya Buddha Gautama

Baca Juga : Video Detik-detik Tsunami Banten, Diduga Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau dan Gelombang Pasang Bulan Purnama

Selama 45 tahun, Buddha menyebarkan Dhamma yang diartika sebagai hukum abadi.

Lalu, pada usia 80 tahun sang Buddha ini wafat.

Wafatnya Buddha Gautama ini dikenal dengan sebutan Parinibbana.

Baca Juga : Kuil Berusia 1300 Tahun yang Simpan Patung Buddha Saat Anak-anak Diduga Alami Kebakaran Hebat

Buddha Gautama wafat di Kusinara.

Dalam Parinibbana ini, semua makhluk, dewa, dan anggota Sanggah bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Buddha Gautama.

Di tahun ini, perayaan Waisak 2019 jatuh pada tanggal 19 Mei 2019. (*)