Find Us On Social Media :

Lembah Nagoro, Desa Terseram di Jepang dengan Ratusan Boneka Dibuat Seolah Hidup dan Menggantikan Penduduk Aslinya

By Tata Lugas Nastiti, Selasa, 30 April 2019 | 19:03 WIB

Lembah Nagoro, Desa Terseram di Jepang dengan Ratusan Boneka Dibuat Seolah Hidup dan Menggantikan Penduduk Aslinya

Grid.ID - Pernah dengar soal Lembah Nagoro, desa terseram di Jepang yang memiliki ratusan boneka 'hidup'?

Ya, Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah terpencil yang dikenal sebagai desa terseram di Jepang yang dihuni oleh ratusan boneka.

Lantaran ratusan boneka tersebut dibuat seolah-olah 'hidup' dan menghuni wilayah itu, Lembah Nagoro pun akhirnya disebut-sebut sebagai desa terseram di Jepang.

Baca Juga : Insiden Teluk Tonkin, Ketika Vietnam Kena Batunya Karena Serang Kapal Perang Negara Lain

Melansir laman Unusual Place, Lembah Nagoro terletak di pulau Shikoku, 550 kilometer di barat daya Tokyo, Jepang.

Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah terpencil di Jepang yang memiliki penduduk kurang dari 100 orang.

Sebelum era reformasi, Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah tambang dan industri yang ramai penduduk.

Baca Juga : Gemar Menyundut Orang Lain Menggunakan Rokok, Video Ibu di Bandung Ini Jadi Viral di Media Sosial

Terletak di tengah-tengah lembah barisan pegunungan di Pulau Shikoku yang dilintasi oleh aliran sungai berarus deras membuat Lembah Nagoro sempat menjadi primadona wisata dan industri di masanya.

Namun, seiring bertambah majunya teknologi dan perekonomian rakyat Jepang, lembah Nagoro lambat laun mulai kehilangan kilaunya.

Satu per satu tambang dan pabrik industri yang sempat menjadi jantung utama Lembah Nagoro mulai gulung tikar karena terkendala masalah finansial.

Baca Juga : Geram dengan Aksi Arogan Kapal Vietnam, Susi Pudjiastuti Berjanji Tenggelamkan Lebih Banyak Kapal Ikan Mereka

Para penduduk pun secara perlahan mulai meninggalkan Lembah Nagoro demi masa depan yang lebih baik.

Pernah ditempati lebih dari 500 penduduk, Lembah Nagoro kini hanya memiliki 37 orang penduduk saja.

Salah satunya adalah Ayano Tsukimi, salah satu penduduk asli Lembah Nagoro yang berusia 67 tahun.

Baca Juga : Gadis 19 Tahun Tumbang Usai Jadi Anggota KPPS, Pihak Keluarga Tak Sanggup Bayar Biaya Rumah Sakit

Ayano adalah salah satu penduduk Lembah Nagoro yang lahir dan tumbuh besar di wilayah tersebut.

Setelah bertahun-tahun mengadu nasib di Osaka, Jepang, Ayano akhirnya memutuskan untuk kembali ke Lembah Nagoro dan menghabiskan masa hidupnya disana.

Namun akibat pertumbuhan laju ekonomi yang kuat, Ayano menemukan kampung halamannya tidak seramai dan semenyenangkan seperti dulu ketika ia masih kecil.

Baca Juga : Kapal Pemerintah Vietnam Sengaja Tabrak Kapal Patroli Indonesia, Menteri Susi Pudjiastuti Beri Jawaban Tegas : Tanggal 4 Kita Tenggelamkan KIA Vietnam!

Terlebih lagi ketika harus menghadapi sedihnya ditinggalkan oleh sosok sang ayah.

Bertekad mengusir rasa sepi yang mengganggu hatinya, Ayano pun mulai membuat boneka kain yang mirip seperti sosok sang ayah.

Berawal dari itulah, Ayano akhirnya perlahan mulai membuat boneka lainnya yang mirip dengan tetangganya.

Baca Juga : Makin Panas! Pasca Insiden Kapal Pemerintah Vietnam Vs TNI, Netizen Vietnam Tuduh Indonesia Lakukan Trik Kotor

Alasan Ayano melakukan hal ini adalah untuk mengusir rasa sepi.

Boneka-boneka ini dibuat seukuran aslinya dengan tongkat kayu, koran untuk mengisi tubuh, kain elastis untuk kulit dan wol rajut untuk rambut.

Setelah jadi boneka-boneka ini disusun Ayano di seluruh pelosok Lembah Nagaro dalam berbagai aktivitas yang membuat mereka tampak hidup.

Baca Juga : Heboh Video Gorden Jendela Kamar Kos Terbuka karena Dikira Ulah Makhluk Halus, Ternyata Penyebab Sebenarnya Bikin Merinding

Mulai dari bekerja di ladang, menjaga toko hingga menunggu bus di halte.

Ayano bahkan mengisi gedung sekolahan yang ada di Lembah Nagaro dengan boneka buatannya.

Aksi yang dilakukan Ayano ini jelas menarik para turis tertarik mengunjungi Lembah Nagaro.

Baca Juga : Jokowi Bakal Pindahkan Ibu Kota, Anies Baswedan: Mau di Jakarta atau Luar Jakarta, Masalah-masalah yang Ada di Jakarta Tetap Harus Diselesaikan!

Kebanyakan mereka menganggap apa yang dilakukan Ayano ini tidak masuk akal dan membuat mereka takut.

Tapi tidak sedikit pula yang memuji hasil karya Ayano dan menganggapnya sebagai bentuk seni instalasi terbesar.

Sampai detik ini terdapat sekitar 300 boneka yang 'hidup' dan menggantikan penduduk asli Lembah Nagoro.

Baca Juga : Jokowi Akan Pindahkan Ibu Kota dari Jakarta, Anies Baswedan:

Nasib Nagoro mirip dengan nasib sebagian besar kawasan di Jepang, di mana jumlah populasi menurun, angka kelahiran rendah, dan harapan hidup yang tinggi.

Jepang berada di ambang menjadi negara "sangat tua" pertama di dunia, yang berarti bahwa 28 persen orang berusia 65 atau lebih.

Laporan pemerintah terbaru menunjukkan bahwa 27,7 persen dari total populasi Jepang yang berjumlah 127 juta telah berusia 65 atau lebih. Angka tersebut diperkirakan akan melonjak menjadi 37,7 persen pada tahun 2050.

Menurut para ahli, sekitar 40 persen dari 1.700 kota di Jepang didefinisikan "kehilangan penduduk". (*)