Grid.ID - Penolakan keberadaan taksi online oleh pesaingnya, taksi konvensional selalu saja terjadi.
Meski sudah ada aturannya, tetap saja keberadaan taksi online dianggap pelanggan merebut pelanggan taksi konvensional.
Aturan itu adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Aturan tersebut saat ini tengah diuji coba di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Baru nantinya pada 1 November 2017 akan diberlakukan di seluruh Indonesia.
Tetap saja di lapangan selalu ada perseteruan antara taksi online dan tak konvensional.
Ujung-ujungnya, pelanggan pun dirugikan.
(Inilah 4 Anggota DPRD yang Foto Syurnya Beredar, Pelaku Penyebarnya Ada yang Ditangkap )
Hal ini juga terjadi di Surabaya.
Dikutip dari sebuah video yang diunggah di akun youtube Pembahasan Publik ada sebuah kejadian di Tunjungan Plaza (TP) 1 Surabaya, yang merugikan warga.
Seorang pria diteriakin dan hampir diajak berkelahi oleh sekelompok taksi konvensional yang mangkal di Tunjungan Plaza 1 gara-gara dia dikira pengemudi taksi online.
Kejadian ini berlangsung pada Kamis (14/12/2017) kemarin.
Selain sekelompok taksi konvensional, ada juga petugas keamanan di Tunjungan Plaza yang melakukan intimidasi kepada pria itu.
Sejatinya, pria itu akan menjemput istri dan anaknya yang telah selesai berbelanjad di lobby Tunjungan Plaza Surabaya.
Saat menunggu istrinya, seseorang mengetuk kaca mobil samping kiri dengan keras dan menyuruhnya pergi memutar.
Pria ini juga sudah menjelaskan bahwa akan menjemput istrinya.
Namun, pria yang mengetok kacanya malah marah dan memaki.
Ternyata salah satu oknum yang mengusirnya adalah petugas security yang bekerja di TP 1.
Kasus tersebut akhirnya dibicarakan di dalam ruangan.
Dilihat dari video berdurasi 4 menit 51 detik tersebut, security bersangkutan tak merasa bersalah.
Bahkan, pria berbaju merah ini malah menantang ketika korban menjelaskan duduk perkara.
Pria yang dituduh pengemudi taksi online pun tetap bersikukuh bahwa secutity itu telah mendorong
Pria ini lalu mempraktikkan bagaimana security yang berbaju merah ini memperlakukannya.
Istrinya pun juga mengatakan bahwa dirinya diperlakukan dengan tidak sopan oleh security dengan meneriakinya dan menantang.
"Percuma kalau ada permintaan maaf dari bapak (komandan security) kalau tidak ada rasa penyesalan dari yang bersangkutan," ujar sang istri yang dikutip.
Melihat situasi seperti ini, akhirnya manajemen Tunjangan Plaza Surabaya turun tangan.
Tan Purnomosidi yang mewakili manajemen Tunjangan Plaza Surabaya langsung memberikan langkah tegas.
Pihak Tunjangan Plaza Surabaya sudah meminta Outsource Security PT Saka untuk mengeluarkan security yang bernama BH dan sudah tidak bekerja lagi di lingkungan Tunjungan Plaza.
Selain itu, manajemen Tunjangan Plaza Surabaya juga meminta pertanggungjawaban Agus, koordinator taksi konvesional, untuk tidak mengulang lagi perbuatannya.
Jika terulang maka pangkalan taksi konvensional di Tunjungan Plaza 1 Surabaya akan dibubarkan.
Manajemen Tunjangan Plaza Surabaya juga meminta maaf kepada Bambang, pria yang disangka pengemudi taksi online. (*)