Find Us On Social Media :

Jalani Diet Rendah Karbohidrat, Ternyata Ada Efek Sampingnya

By Alfa, Rabu, 20 Desember 2017 | 00:35 WIB

Diet yang ideal adalah mengonsumsi makanan bertepung (kentang, sereal, pasta, nasi dan roti.) dalam jumlah sekitar sepertiga dari total makanan yang kamu makan.

Memang hal ini terdengar bagus.

Namun saat tubuh memecah lemak, ia melepaskan keton, yang merupakan molekul yang diproduksi oleh hati dari asam lemak.

Kadar keton yang tinggi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan mengubah keseimbangan kimiawi darah.

Terlebih lagi, diet rendah karbo sulit bertahan dalam jangka panjang sehingga justru menyebabkan berat badan Anda berfluktuasi.

Semua hal ini berefek buruk bagi kesehatan.

"Dalam beberapa kasus medis kecil, diet ketogenik sebenarnya memberi manfaat, seperti untuk penderita epilepsi. Tapi untuk masyarakat umum, diet ketogenik cukup berbahaya," kata Clare.

(Inilah 7 Kelakuan Anak Presiden Jokowi, Mentang-Mentang Anak Presiden Tingkahnya Bikin Mata Melongo)

Lalu, bagaimana cara diet yang tepat?

Untuk menurunkan berat badan, dokter menyarankan untuk menukar karbohidrat sederhana favorit Anda dengan karbohidrat kompleks seperti serelia utuh, beras merah, atau pun oatmeal.

Jika kamu masih ingin melakukan diet ini, Diet Ketogenik Harus Dalam Pengawasan Dokter.

Bila ragu dengan jenis karbo yang harus dipilih, telusuri merek yang menyertakan kata "utuh" di depan bahan utamanya.

Setidaknya setiap bahan makanan memiliki 3 gram serat per sajian.

Cara seperti ini akan membuat perut tidak kelaparan dan kesehatan tetap terjaga. (*)

(Menikah Muda di Usia 20-an, 7 Selebriti Wanita Ini Tinggalkan Dunia Hiburan Demi Keluarga)

Artikel ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Bahaya Tersembunyi Diet Rendah Karbo