Find Us On Social Media :

Lantaran Salah Beri Saus di Burger, Wanita Pemilik Kafe Pingsan Dipukuli Kopral Polisi

By Ruhil Yumna, Sabtu, 11 Mei 2019 | 14:59 WIB

Gara-gara Burger Pesanannya diberi Saus Barbeque, Seorang Polisi di Brazil Mengamuk, Memukul, dan Menendang Pemilik Kafe Hingga Pingsan.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ruhil I. Yumna

Grid.ID - Kopral Augusto Santana melampiaskan emosinya pada seorang wanita pemilik kafe lantaran salah melayani pesanannya.

Dilansir Grid.ID dari Dailymail, pria 34 tahun marah diduga karena sang pemilik kafe keliru menambahkan saus barbeque ke pesanan burger sapinya.

Akibat tindakan brutalnya itu, dia menghadapi hukuman delapan tahun penjara.

Tindakan brutalnya Liz Pacheco, wanita pemilik kafe, terabadikan oleh kamera pengaman.

Kejadian itu terjadi di Jacarepagua, wilayah barat Rio de Janeiro, Brazil.

Baca Juga : 5 Model Gaun Glamor Putri Jasmine, Bak Kostum Kerajaan Arab hingga Baju Sari Khas India

Liz yang dipukuli tidak melakukan perlawanan berarti dan bahkan berpikiran dirinya akan meninggal saat itu juga.

Kesalahannya dalam melayani kopral itu membuatnya menerima pukulan dengan gagang pistol di kepalanya, diseret ke lantai dengan rambutnya,dan ditendang berulang kali.

Karena itu, wanita 24 tahun itu mengalami luka dalam di kepala, memar di leher dan tubuhnya, serta patah tulang rusuk.

Pihak kepolisian menjatuhi tuduhan pada Kopral itu dengan empat tuduhan penyerangan, yakni cedera tubuh parah, mempermalukan korban, mengancam korban dan menipu sebagai seorang detektif.

Augusto Santana pun telah ditahan sejak 21 Maret lalu, tengah malam setelah serangannya berlangsung.

Baca Juga : AHY Buka Puasa Bareng Ani Yudhoyono, Tempat Makan yang Digunakan Bisa Picu Kanker

Liz pingsan saat penyerangan itu terjadi.

Liz dan pasangannya, Matheus Morata adalah pasangan yang menjalankan bisnis bar sandwich tengah maam sejak empat tahun lalu.

Saat penyerangan terjadi pasangan Liz sedang tak ada di bar.

Namun tak lama setelah tersangka pergi, Matheus Morata datang ke bar dan segera membawa Liz ke rumah sakit.

Pasca penyerangan itu Liz belum kembali bekerja seperti biasanya.

Dia juga mengklaim usahanya telah hancur lantaran mendapat ancaman dari rekan-rekan polisi penyerangnya.

Kesalahpahaman itu terjadi saat kopral memesan dua burger daging sapi dengan saus barbeque dan saus mayones dalam aplikasi pemesanan.

"Saus barbeque selalu ditambakan ke burger sebagai standar, dia (penyerang) tidak menjelaskan dalam aplikasi bahwa dia menginginkan burgernya tanpa balutan, mungkin dia baru pertama kali memsan di kami," jelas Liz.

"Saya ingat mengirim mayones sachet tambahan secara terpisah sehingga pelanggan bisa menambahkan sendiri," tambahnya.

Sebelum memukulinya, kopral itu sempat mengancamnya.

"Dia memperingatkan saya: apakah kamu tahu dengan siapa kamu berbicara? saya datang untuk menyelesaikan masalah," ujar LIz.

Baca Juga : Dikira Tumor di Perut, Bocah 8 Tahun Ini Lahirkan Seorang Bayi

Liz tidak gentar dengan ancaman itu, dan berpikir kopral itu akan segera pergi.

Tapi setengah jam kemudian, tersangka datang lagi ke barnya

Mengeluarkan revolver dan mengarahkan pada dua pengantar pesanan bar itu.

Lalu berjalan ke konter kasir tempat Liz duduk, menanyakan apakah dirinya yang berbicara dengannya saat ditelepon.

"Saya menjawab, "tidak, saya adalah orang di telepon," jawabnya saat ditanya.

Sebelum sadar akan keadaan yang terjadi, tersangka langsung menarik rambutnya dan menyeretnya.

Memukul kepalanya dengan gagang revolver yang dibawa dan menendang tulang rusuknya.

Serangan itu berlangsung beberapa menit.

Beberapa saat setelah meninggalkan lokasi kejadian ia kembali untuk menuntut rekaman video pengaman saat dirinya menyerang pemilik kafe.

Baca Juga : Jarang Diekspos, Anak Raisa dan Hamish Daud Sudah Besar, Intip Cara Hamish Gendong Putrinya, Telaten Banget!

Staf manager bar itu berusaha menghalangi kopral itu untuk mengambil bukti penyerangan.

Pasca kejadian itu usaha bar itu masih belum dibuka kembali.

Mereka mengak takut pada pembalasan dari petugas polisi lain yang menyalahkan korban, karena beranggapan reaksinya berlebihan.

"Kami tidak tahu akan bagaimana bar ni kedepannya," ucap Liz sambil terisak.

Dia mengakui bahwa dia saat ini menjalani bimbingan konseling psikologis dan hdiup dalam ketakutan setiap datang ke pengadialn sebagai saksi.

(*)