Laporan Wartawan Grid.ID, Ruhil I. Yumna
Grid.ID - Miris, bayi perempuan berumur tiga bulan di Bali meninggal dunia di Tempat Penitipan Anak (TPA) PHC, Denpasar Timur.
Dilansir oleh Grid.ID dari Tribun Bali.COM, kejadian itu terjadi pada Kamis (9/5/2019).
Berita akan kematian bayi bernama Elora itu dibenarkan langsung oleh ayah korban, Andika Anggara, Sabtu (11/5/2019).
Baca Juga : Kasus Pembunuhan Kasir Indomaret yang Tewas Termutilasi, Para Rekan Ungkap Pesan Terakhir Korban
Selama menunggu hasil autopsi, Andika membeberkan kronologi kejadian yang dialami oleh anak yang dicintainya itu.
Andika dan istrinya yang sama-sama bekerja menitipkan dua anaknya Kevin (2.5 tahun) dan Elora (3 bulan) di TPA PHC pada Kamis (9/5/2019).
Di pagi hari pukul 07.30 WITA, kedua anaknya dalam kondisi sehat saat Andika mengantarkannya ke TPA.
Lalu sore, pukul 17.00 istri dan neneknya menjemput kedua anaknya itu dari TPA.
Dengan alasan menunggu antrean, anaknya yang berhasil dijemput terlebih dahulu hanya Kevin saja.
Sedangkan anak bungsunya terpaksa ditahan terlebih dahulu.
"Karena diinformasikan oleh perawat bahwa Elora belum beres karena menunggu antrean. Di situ neneknya saja yang menunggu, karena istri saya membawa pulang dulu anak pertama," jelas Andika.
Baca Juga : Belum Genap Berusia Satu Bulan, Raditya Dika Sebut Anaknya Provokator, Kok Bisa?
Sang nenek yang menunggu Elora itu mulai tidak tenang.
Akhirnya sang nenek menerobos masuk pintu yang tertutup untuk mencari cucunya Elora.
"Nenek saya gelisah kok si Elora nggak keluar-keluar, kemudian dicarilah masuk ke dalam," cerita Andika.
"Dan kondisi saat itu pintu TPA tertutup, biasanya tidak tertutup," lanjutnya.
Baca Juga : Mengaku Sudah Ada Cinta yang Baru, Luna Maya: Ya Kalau Menurut sang Pujaan Hati Gak Boleh Posting Berdua
Setelah berhasil menerobos pintu, sang nenek mendapati jika Elora sudah dibawa ke UGD Bros.
"Setelah masuk, nenek saya menanyai dimana Elora? Sudah keluar belum? Saat itu salah satu perawat di situ menjelaskan, 'Ibu mohon maaf Elora sudah di UGD Bros'," ujar Andika.
Dari pernyataan itu Andika menduga ada hal tidak beres yang terjadi.
"Nah, artinya kan sudah ada informasi yang berbeda di sana. Tadi disuruh nunggu antrean, eh malah infonya anak saya ada di UGD. Akhirnya nenek saya langsung ke UGD dengan istri. Saya diinfokan pukul 17.30 WITA. Kemudian saya lari dari kantor menuju UGD," ungkapnya lagi.
Baca Juga : Ulang Tahun yang ke-30, Indomie Berikan Beragam Kado Unik untuk Chitato
Andika yang sampai di UGD mendapati anaknya sudah dipenuhi alat pemicu jantung.
Dia juga menjelaskan jika anak perempuannya itu telah meninggal dunia saat dibawa ke UGD.
"Di situ dokter sudah menyampaikan statement sebelumnya, bahwa anak ini sesampainya di UGD sudah dalam keadaan meninggal dunia. Tangan dan mulutnya sudah membiru," ujar Andika yang menyampaikan keterangan dari dokter yang bertugas.
"Berarti saat di TPA anak saya sudah meninggal. Jadi saya serahkan semua proses penyelidikan ke polisi biar semua terungkap," lanjutnya.
Baca Juga : Usai Lelah Isi Acara, Begini Respon Luna Maya Hadapi Fans yang Ingin Foto Bareng
Kasus yang hampir sama juga pernah terjadi di Arizona, Amerika Serikat.
Dilansir oleh Grid.ID dari ABC News, sama dengan kasus yang dialami Alora, kejadian naas itu juga sama terjadi di TPA.
Namun berbeda dengan Alora, bayi berinisial ML (15 bulan) mengalami memar dan luka fisik di sekujur tubuhnya.
Baca Juga : Depresi, Pria 40 Tahun Ini Hidup dan Makan di Samping Mayat Ibunya yang Telah Membusuk Selama Berbulan-bulan
Luka dan memar itu, ML peroleh setelah mendapat gigitan dari teman-temannya di TPA.
Kejadian ini terjadi diduga karena kelalaian guru mengajarnya.
Baca Juga : Krisdayanti Tampil Kembaran dengan Putrinya Pakai Busana Kaftan, Penampilan Amora Justru Banjir Pujian!
Dari dua kejadian tersebut agaknya para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih TPA yan baik untuk anak-anaknya.
(*)