Find Us On Social Media :

5 Hari Tak Kunjung Pulang, Ketua KPPS Tapanuli Utara Ditemukan Tak Bernyawa dan Sudah Membusuk di Hutan

By Irene Cynthia Hadi, Senin, 13 Mei 2019 | 11:04 WIB

Ketua KPPS Tapanuli ditemukan tewas

Laporan Reporter Grid.ID, Irene Cynthia Hadi

Grid.ID - Kisah pilu pejuang Pemilu 2019 kembali terjadi.

Kali ini peristiwa nahas itu terjadi di Tapanuli, Sumatra Utara.

Dikutip dari Kompas, seorang Ketua KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dilaporkan hilang sejak Senin (6/5/2019), pukul 15.00 WIB.

Baca Juga : Gadis 19 Tahun Tumbang Usai Jadi Anggota KPPS, Pihak Keluarga Tak Sanggup Bayar Biaya Rumah Sakit

Luhut Ferry Parsaroan, Ketua KPPS yang hilang tersebut sempat berpamitan dengan sang istri, Namaida Situmorang.

Luhut pamit namun tak memberitahukan ke mana ia akan pergi.

Ia pun tak menyampaikan pesan apapun kepada keluarganya.

Usai 2 hari tak kunjung pulang, Luhut pun mulai dicari.

Baca Juga : 119 Orang Meninggal Dunia dan 548 Orang Petugas KPPS Sakit, KPU Segera Koordinasi dengan Kementerian Keuangan Terkait Dana Santunan

Namun nahas, saat ditemukan, Luhut sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Ia tewas dalam kondisi sudah membusuk di kawasan Tombak Sirambe, Desa Parbubu I, Kecamatan Tarutung.

Lokasi meninggalnya Luhut diketahui terletak 500 meter dari pemukiman warga.

Baca Juga : 4 Hari Tak Tidur Pasca Pemilu 2019, Ketua KPPS di Malang Coba Bunuh Diri Pakai Golok Saking Stresnya Hitung Suara

Dikutip dari Tribun Medan, Luhut yang berusia 43 tahun ini ditemukan pada Sabtu (11/5/2019) oleh 4 warga setempat.

Keempat warga tersebut menemukan Luhut karena mencium bau menyengat.

Ada pula jejak sandal yang mereka lihat di sekitar TKP.

Baca Juga : Kelelahan Saat Bertugas, 12 Petugas KPPS di Jawa Barat Meninggal Dunia

Usai diikuti, ternyata Luhut ditemukan tergantung di sebuah pohon.

Lehernya terikat bajunya sendiri.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Sutomo M. Simaremare mengatakan bahwa simpul tali baju terikat ke pohon dan korban tidak mengenakan baju.

"Sekitar jarak 10 meter para saksi mencium bau busuk dan melihat jejak sandal. Mereka mengikuti jejak tersebut dan mendapati mayat dengan posisi badan sudah busuk dengan leher terikat baju korban. Simpul tali terikat ke pohon dan korban tidak mengenakan baju. Mereka lantas memanggil warga dari perkampungan berjarak 500 meter," terang Sutomo, seperti dikutip dari Tribun Medan.

Baca Juga : Pakai Kostum Superhero di TPS, Panitia KPPS TPS di Surabaya Berhasil Antusiaskan Warga untuk Nyoblos

Dikutip dari Kompas.com, istri korban yakni Namaida mengaku tak ada pertengkaran di rumah sebelum suaminya menghilang.

Mengetahui suaminya bunuh diri, Namaida tidak keberatan atas meninggalnya korban karena ia sudah melihat sendiri.

"Keluarga dan istri korban tidak keberatan atas meninggalnya korban, karena sudah melihat langsung bahwa korban bunuh diri. Keluarga bersedia membuat pernyataan untuk tidak dilakukan otopsi," lanjut Sutomo.

Baca Juga : Tak Hadir di Pilkada 2018, Raffi Ahmad Diharapkan Kehadirannya oleh KPPS pada Pemilu 2019 Esok

Dikutip dari Kompas, korban diduga stres lantaran masalah ekonominya, bukan karena masalah Pemilu 2019.

Sebelumnya, banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia menjadi sorotan.

Jumlah itu terus bertambah setiap harinya.

Tercatat, sebanyak 469 petugas meninggal dunia, 4.602 sakit dan 200 orang mengalami kecelakaan dalam pemilu yang diselenggarakan pada 17 April 2019 lalu.

(*)