Find Us On Social Media :

Gara-gara Lembur, Seorang Manajer Bunuh Diri, Ini Fakta Memilukan Terkait Pekerjaannya

By Hyashinta, Kamis, 21 Desember 2017 | 21:09 WIB

Kerja lembur berakibat fatal

Jam lemburnya yang diatas batas normal ini terjadi sebanyak dua kali.

Bahkan, suatu ketika, dia bekerja 17 hari berturut-turut, dan di lain waktu, 13 hari berturut-turut.

Pria itu telah memasukkan jam kerja tambahan sehingga stafnya tidak perlu bekerja lembur.

(BACA: Ditanyai Rencana Menikah di Tahun 2018, Ivan Gunawan : 'Gak Harus di Umpet-Umpetin', Ini Penjelasannya!)

Profesor Emeritus Koji Morioka di Universitas Kansai mengatakan di saat masyarakat Jepang semakin menentang kerja lembur, beban pekerja tingkat menengah tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Ini karena kurangnya tenaga kerja dan bertambahnya beban kerja.

Manajer tersebut sempat hilang pada bulan Juni 2015.

Ketika kembali bekerja dua bulan kemudian, dia didiagnosis dengan depresi akibat stres.

(BACA: Kenali 5 Tanda Kanker Endometriosis, Wanita Wajib Tahu nih!)

Depresinya diduga disebabkan oleh beberapa masalah terkait pekerjaan.

Masalah tersebut meliputi terlalu banyak kerja serta defisit penjualan di outlet.

Perusahaan memecatnya pada Agustus 2015 karena absen selama dua bulan tanpa izin.