Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Berapa lama biasanya seorang karyawan melakukan lembur? Satu jam? Dua jam?
Seorang manajer di sebuah perusahaan mobil di Jepang ditemukan bunuh diri setelah bekerja lembur mati-matian untuk stafnya.
Dilansir Grid.ID dari The Star, keluarga pria 48 tahun tersebut telah mengajukan tuntutan hukum di pengadilan distrik setempat.
Pihak keluarganya meminta gaji yang tidak dibayar untuk kerja lembur yang dilakukan oleh pria tersebut.
(BACA: Deva Mahenra Persembahkan Puisi Romantis, Buat Velove Vexia nih?)
Hal ini juga untuk mencari kompensasi atas penderitaan yang dialami pria tersebut.
Pria yang tidak disebutkan namanya tersebut, bunuh diri pada bulan Desember tahun 2016.
Kantor Inspektorat Jenderal Ketenagakerjaan Chiba, Jepang secara resmi mengakui kematiannya sebagai karoshi, atau kematian akibat kerja lembur.
Pria tersebut menjadi manajer di sebuah outlet penjualan mobil pada bulan Maret 2015.
Dia telah bekerja lebih dari 80 jam lembur dalam sebulan.
Jam lemburnya yang diatas batas normal ini terjadi sebanyak dua kali.
Bahkan, suatu ketika, dia bekerja 17 hari berturut-turut, dan di lain waktu, 13 hari berturut-turut.
Pria itu telah memasukkan jam kerja tambahan sehingga stafnya tidak perlu bekerja lembur.
Profesor Emeritus Koji Morioka di Universitas Kansai mengatakan di saat masyarakat Jepang semakin menentang kerja lembur, beban pekerja tingkat menengah tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Ini karena kurangnya tenaga kerja dan bertambahnya beban kerja.
Manajer tersebut sempat hilang pada bulan Juni 2015.
Ketika kembali bekerja dua bulan kemudian, dia didiagnosis dengan depresi akibat stres.
(BACA: Kenali 5 Tanda Kanker Endometriosis, Wanita Wajib Tahu nih!)
Depresinya diduga disebabkan oleh beberapa masalah terkait pekerjaan.
Masalah tersebut meliputi terlalu banyak kerja serta defisit penjualan di outlet.
Perusahaan memecatnya pada Agustus 2015 karena absen selama dua bulan tanpa izin.
Dia kemudian bunuh diri di bulan Desember tahun 2016.
(BACA: VIDEO - Haru! Ini yang Dilakukan Melly Goeslaw di Palestina, 'Masya Allah' Terdengar Dari Suaranya)
Setelah kematiannya, istri pria tersebut mengatakan bahwa beberapa eksekutif tingkat menengah tidak memiliki pilihan kecuali memikul beban lebih banyak pekerjaan.
"Saya ingin (perusahaan) mengambil (apa yang dihadapi suami saya) dengan serius, dan mengambil tindakan untuk melakukannya," kata sang istri.
Seorang pengacara yang mewakili perusahaan menolak memberikan komentar karena kasus tersebut sekarang ada di pengadilan.
"Perusahaan perlu mengawasi jam kerja para manajer," Prof Morioka mengatakan.(*)