Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Sering jalan-jalan ke kebun binatang?
Sering foto dengan binatang yang ada di pertunjukkan?
Hmmm... ada baiknya kamu perhatikan hal berikut ini.
Pasalnya, sebuah kebun binatang di Thailand, menjadi viral lantaran pawang binatang melakukan hal mengerikan pada hewan agar bisa diajak berfoto dengan pengunjung.
Dilansir Grid.ID dari The Strar dan akun Facebook Edwin Wiek, kebun binatang Thailand telah memicu kemarahan publik.
Lantaran sebuah video merekam staf kebun binatang yang berulang kali mendorong seekor harimau untuk meraung agar pengunjung bisa berfoto.
Video yang direkam oleh salah satu pengunjung inipun menjadi viral.
Netizen pun melontarkan berbagai kritik terhadap industri pariwisata hewan yang terkenal di negeri kerajaan tersebut.
(BACA: Kuda Delman yang Patah Kaki Di Sarinah Akhirnya Tewas, Komunitas Pecinta Satwa: Kuda Bukan Mesin!)
Video tersebut menunjukkan petugas kebun binatang Pattaya menusuk wajah harimau yang dirantai, dengan tongkat saat wisatawan bergantian berpose untuk berfoto dengan hewan tersebut.
"Harimau ini ditusuk seharian, ratusan kali sehari sehingga akan mengaum untuk dipotret dengan turis," tulis Edwin Wiek, pendiri Wildlife Friends Foundation Thailand.
Rupanya Edwin juga yang merekam video tersebut dan mengunggahnya di Facebook.
Seorang juru bicara kebun binatang, The Million Years Stone Park dan Pattaya Crocodile Farm, mengatakan bahwa petugas tersebut telah dipindahkan ke pekerjaan lain karena insiden ini.
(BACA: Sedih! Dunia Melihat Seperti Ini Kebun Binatang Indonesia, Gara-Gara Video Unggahan The Dodo
"Kami percaya bahwa berfoto dengan satwa liar harus dihentikan sepenuhnya," kata Edwin.
Edwin menambahkan bahwa perilaku tersebut juga berisiko bagi manusia, "setiap tahun ratusan orang digigit atau dicakar dalam situasi yang sama".
Pada tahun 2016 Thailand sempat menjadi berita utama internasional.
Hal ini lantaran polisi menggerebek Kuil Harimau yang terkenal.
Kuil Harimau adalah sebuah tempat wisata yang dituduh memiliki hubungan dengan perdagangan satwa liar.(*)