Bersamaan dengan votingnya, remaja tersebut rupanya menyertakan sebuah pesan berbunyi 'Sangat penting, bantu saya memilih D/L' di votingnya.
Usut punya usut, D tersebut tak lain adalah singkatan dari die (mati), sedangkan L berarti live (hidup).
Tak cuma di Instagram, ia juga sempat mengunggah status berbunyi 'Wanna quit f**king life I'm tired' (Ingin mengakhiri hidup ini, aku lelah) di Facebooknya.
Baca Juga: Budaya Kpop Dianggap Bikin Kaum Lelaki Lembek, Tiongkok Buat Program Pelatihan Kejantanan Sejak Dini
Niat korban untuk bunuh diri sebenarnya telah dicegah oleh teman-teman dan sahabatnya.
Pasalnya, polisi yang memeriksa ponselnya mengaku menemukan rentetan pesan bernada penyemangat yang ditulis dalam bahasa Mandarin.
Inspektur Aidil Bolhassan lantas menambahkan remaja tersebut diduga mengalami depresi karena masalah keluarga.
Sang ayah tiri disebut-sebut menikahi seorang wanita Vietnam sehingga membuatnya jarang pulang.
Kini, jenazah Aidil telah dibawa ke Departemen Forensik Rumah Sakit Umum Sarawak untuk diotopsi.
Diberitakan laman AstroAwani.com, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban sehingga kematiannya memang murni kasus bunuh diri.
Dengan adanya kasus ini, baiknya kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial karena bisa saja berdampak besar bagi nyawa seseorang. (*)