Grid.ID - Hari ini Indonesia sedang memeringati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember setiap tahunnya.
Memang untuk menyampaikan rasa sayang kita kepada orang yang sudah begitu berjasa dalam hidup kita itu tidak hanya di Hari Ibu saja.
Tapi hari ini betul-betul momen yang pas untuk mengungkapkannya.
Apalagi setelah kamu membaca 7 cerita ini yang akan membuatmu semakin menyadari betapa hebatnya para ibu yang ada di dunia ini.
(BACA: Inilah Arti Dipilihnya Tanggal 22 Desember Menjadi Hari Ibu Nasional)
1. TWO SIMPLE WORDS
Oleh Abigail Wortman, West Long Branch, New Jersey
Tiba saatnya hari pertama aku masuk sekolah. Aku berdiri di pintu depan dengan perasaan yang aneh di perutku. Aku mengajukan pertanyaan yang sangat memberatkanku hari itu kepada ibuku, “Bagaimana caranya aku mendapatkan teman?” Ibuku kemudian berlutut di hadapanku sambil mengucapkan kata-kata yang aku ingat hingga saat ini: “Jadilah Switzerland”. Yang artinya bertemanlah dengan semua orang. Perlakukan semua orang dengan setara dan adil. Selama 20 tahun dalam hidupku, aku hidup dengan memegang kata-kata ini. Sebentar lagi aku akan lulus kuliah dan menjadi bagian dari dunia nyata. Dan di hari itu nanti, dengan gugup menghadapi tanggung jawab baru, aku akan berbisik kepada diriku sendiri: “Jadilah Switzerland”.
2. THE NEED NEVER GOES AWAY
Oleh Saman Rahman, Peshawar, Pakistan
“Ibu, kau adalah peri,” kataku. Ibuku tertawa dengan begitu renyah. “Aku serius, Ibu. Kau tahu segalanya.” “Anakku, aku selalu mencoba menjawab pertanyaan sebaik yang kubisa. Ketika kamu tumbuh besar nanti, kamu tidak akan membutuhkanku lagi,” katanya. “Tidak, Ibu, aku akan tetap membutuhkanmu. Tidak ada yang bisa mengubah hal itu,” kataku. Kata-katanya selalu terngiang setiap kali aku melihat langit biru: “Anakku tersayang, tidak ada yang tetap sama kecuali langit biru yang luas ini.” 10 tahun berlalu sejak aku kehilangan periku. Ibu, kau salah tentang satu hal: aku masih tetap membutuhkanmu.
3. THE HARDEST CHOICE
Oleh Andrea Cortinas, El Paso, Texas
35 tahun yang lalu, ketika Ibuku masih 22 tahun, dia sudah menjanda sekaligus seorang ibu di bulan yang bersamaan. Kehidupan indah yang ia selalu bayangkan mendadak hilang secepat degupan jantung. Ia berusaha untuk melanjutkan hidupnya, namun tak bisa. Dia memberikanku kepada keluarga ayahku agar dibesarkan di Amerika Serikat. Beberapa orang memanggilnya lemah; yang lain bilang dia egois. Aku bisa saja marah dan kesal. Tapi malahan aku bersyukur dengan hidup yang aku punya dan punya ibu yang rela mengorbankan hubungan kita berdua demi memberikanku kesempatan mempunyai hidup yang lebih baik. Dia pemberani. Dia ibuku.
4. MEMORIES IN VERSE
Oleh Pat Witty, Fairmont, Minnesota
Hari yang aku takutnya akhirnya datang-itu tak bisa aku hindari. Aku sudah tahu hari ini akan datang tapi aku berusaha untuk mengenyampingkannya selama mungkin. Ibuku yang sangat mampu dan pintar sudah mulai lupa untuk membayar taguhannya, dan sudah tiba waktunya aku mulai mengurusi keuangannya. Ketika aku melihat dompetnya, aku menemukan sesuatu yang luar biasa. Tersimpan di satu tempat kecil di dalam dompetny, ada 4 puisi tentang Hari Ibu yang kutulis untuknya sejak tahun 1960. Ibuku selalu menyimpannya dan begitu menghargai hadiah sederhana itu selama 50 tahun. Sungguh kejutan yang menyenangkan!
5. MIGHT AS WELL FACE IT…
Oleh Beth Kailukaitis, Kalamazoo Township, Michigan
Suatu hari aku pulang dari kantor, dan menemukan ibuku sedang asyik berjoget ditemani lantunan lagu dari Robert Palmer yang berjudul “Addicted to Love”. Aku memerhatikannya, terpesona, ketika ibuku menari dengan lincah sambil ikut bernyanyi, pinggulnya bergoyang sesuai irama, senyuman lebar menghiasi wajahnya. Sudah cukup lama sejak aku melihat ibuku menari, jadi penampakan menyenangkan ini menular kepadaku. Ibuku meninggal secara tiba-tiba di atas kasurnya ketika sedang tidur beberapa minggu kemudian. Aku punya begitu banyak kenangan tentangnya yang akan selalu aku simpan dengan baik, tapi tidak ada yang mampu menandingi kenangan terindah ketika ia menari hari itu. Betul-betul hal yang sederhana-terima kasih Robert Palmer!
(BACA: Kocak! Begini Pesan Menteri Susi Pudjiastuti di Hari Ibu)
6. PAY IT FORWARD
Oleh Teresa Martin, North Aurora, Illinois
Kau menuai apa yang kau tabur: Di negara lamanya, Ibuku pernah melihat seorang wanita buta yang begitu miskin sedang bersama anak perempuannya. Ibuku sangat kasih dengan mereka dan meminjamkan seluruh tabungannya kepada ibu dan anak itu. Meskipun begitu, ibuku sangat khawatir uangnya tak dikembalikan. Tapi menakjubkannya, mereka mengembalikan uang itu seutuhnya. 20 tahun kemudian, ketika ibuku meninggalkan negaranya dan pindah ke America sebagai pengungsi, sebuah Gereja memberikannya uang agar ia dan anak-anaknya bisa makan. Di kemudian hari, ibuku mengembalikan semua uang itu seutuhnya, dan semua anak-anaknya juga ikut bantu mengembalikannya melalui acara-acara amal. Ibuku sekarang berusia 90 tahun dan hidup bahagia serta sangat terberkati.
7. A SCARLET SYMBOL
Oleh Priscilla Hartling, West Allis, Wisconsin
Ibuku adalah sahabatku. Ia sangat menyukai burung Cardinal jantan berwarna merah. Ketika ia sakit karena kanker pankreas dan ia tahu hari akhirnya sudah dekat, ibuku berkata kepadaku untuk selalu mencari burung Cardinal merah-bisa jadi itu dirinya. Aku tak pernah menggubris kata-kata ibuku itu; aku terlalu sibuk hidup sebagai orang dewasa. 25 tahun kemudian, tiap kali aku kehabisan akal, selalu ada burung Cardinal terbang di atasku atau di pohon terdekat. Apakah itu kebetulan, atau ibuku, selama beberapa tahun ini, ingin memberitahuku bahwa semuanya akan baik-baik saja? Aku akan memilih opsi yang kedua.
(*)