Banyak para tentara Belanda, pejabat daerah dan rakyat biasa yang puas dan ketagihan menggunakan jasa gadis-gadis di rumah Dolly.
Sejak saat itulah bisnis prostitusi di rumah Dolly mulai dikenal hingga disebut-sebut menjadi salah satu bisnis prostitusi terbesar se-Asia Tenggara.
Namun kejayaan bisnis protitusi gang Dolly ini akhirnya ditutup oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Melansir Tribunnews, bisnis prostitusi terbesar se-Asia Tenggara, Gang Dolly resmi ditutup pada 18 Juni 2014 silam.
Penutupan ini dilakukan setelah proses panjang selama 2 hingga 3 tahun masa kerja bersama dengan Pemda setempat.
Proses penutupan bisnis prostitusi terbesar se-Asia Tenggara ini dikabarkan mendapatkan bantuan dari Kemensos sebesar Rp 7 miliar yang diperuntukkan kepada para PSK serta warga terdampak lokalisasi.
Namun 5 tahun berlalu, rupanya geliat bisnis prostitusi di Gang Dolly belum sepenuhnya ditutup.
Pada Kamis (16/4/2019) pihak kepolisian Polrestabes Surabaya menggerebek sebuah warung kopi di daerah gang Dolly yang diduga masih aktif mempraktikkan bisnis prostitusi.
Dari hasil penggerebekan tersebut, pihak kepolisan berhasil mengamankan salah satu mucikari berinisial IA (25).
Baca Juga: Vanessa Angel di Penjara Terkait Prostitusi Online, Kuasa Hukum: Vanessa Ngerasa Nggak Adil!