Grid.ID - Seakan tidak ada habisnya, terduga teroris di Indonesia terus ditangkap oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Hingga bulan Mei 2019 saja, setidaknya sudah ada 68 terduga teroris yang ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Polri.
68 terduga teroris tersebut masuk ke dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca Juga: Siaga 22 Mei, Polri Siap Hadapi Teror Susulan Pasca Tertangkapnya 68 Tersangka Teroris
"Kami melakukan upaya paksa penangkapan terhadap 68 tersangka," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal saat konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019), dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Hebatnya, sebagian besar penangkapan terduga teroris itu dilakukan pada bulan Mei 2019 ini.
Setidaknya ada 29 terduga teroris selama bulan Mei 2019, yang diakui Polri sebagai angka paling tinggi yang diraih Tim Densus 88 dalam waktu satu bulan.
Tak selesai sampai disitu saja, baru-baru ini tim Densus 88 Antiteror Polri kembali menangkap seorang terduga teroris.
Baca Juga: 68 Terduga Teroris Ditangkap Sepanjang 2019, Sebut Rencana Penyerangan 22 Mei Mendatang
Seorang terduga teroris berinisial E alias AR (51), ditangkap Densus 88 Antiteror di Kampung Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (17/5/2019) sore.
Saat penangkapan, barang bukti berupa bahan baku peledak hasil produksi rumahan pun turut ditemukan.
Hasil penggeledahan kami temukan bahan baku dan bahan jadi peledak hasil produksi rumahan seperti jenis TATP dan nitrogliserin, kemudian kami juga temukan beberapa panci, paku-paku," kata Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky, dikutip dari Kompas.com.
Kediaman AR hingga kini terus disisir oleh pihak kepolisian hingga Sabtu (18/5/2019) siang.
Di sekitar garis polisi yang terpasang, puluhan aparat dengan senjata laras panjang berjaga.
Penangkapan E alias AR ini pun sungguh membuat warga sekitar terkejut.
Pasalnya, AR yang sehari-hari berprofesi sebagai juru parkir ini dikenal baik oleh masyarakat sekitar.
Rohman, seorang warga yang tinggal di sekitar TKP, menyebut jika E alias AR merupakan pribadi yang ramah.
"Orangnya ramah, tidak sombong. Pokoknya biasa aja. Dia itu tukang parkir angkot biasanya," jelas Rohman, dikutip Grid.ID dari Tribun Bogor.
Walau warga sekitar mengenal AR si terduga teroris sebagai seseorang yang baik, hal lain disampaikan oleh teman dekatnya bernama Yus Arif Rahman (50).
Baca Juga: 5 Daftar Kelompok Teroris Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia, Nomor 1 Ternyata Bukan ISIS!
Berdasarkan laporan Kompas.com, Yus mengaku telah lama mengenal AR.
Ia mengatakan, AR tiba-tiba berubah menjadi alim setelah mendapatkan teman-teman baru.
Teman-teman barunya itu bahkan sering diajak AR ke rumah.
"Teman-temannya memang ada yang baru dari luar, cuma saya enggak kenal."
"Pakaiannya rapi gitu, satu dua dibawa, kadang orangnya beda-beda," ungkap Yus.
Walau bersyukur melihat temannya berubah, Yus mengaku merasa tak nyaman lagi berteman dengan AR.
Apalagi, Yus mengetahui persis perilaku AR, yang dulu sampai ditakuti orang-orang sekitar.
"Kenal dari dulu, cuman semenjak berubah jadi alim (hijrah) sejak 6 tahun belakangan ini sudah enggak ngobrol lagi."
"Padahal dulu pas lagi nakal-nakalnya, kalau dia lagi mabuk teman disini pada takut kena rusuh."
"Cuman saya yang berani ngajak dia ngobrol," pungkas Yus. (*)