Find Us On Social Media :

Hentikan! Jangan Suka Mencubit Pipi Bayi Jika Tak Mau Kena Dampak Berbahaya Ini!

By Novita, Sabtu, 18 Mei 2019 | 19:13 WIB

Ilustrasi cubit pipi bayi. Hentikan! Jangan Suka Cubit Pipi Bayi Jika Tak Mau Kena Dampak Berbahaya Ini!

Grid.ID - Telah menjadi hal yang wajar, seseorang mencubit pipi bayi lantaran gemas, padahal itu punya dampak berbahaya.

Sebaiknya jangan suka mencubit pipi bayi lagi jika tak mau kena dampak berbahaya.

Kebiasaan suka mencubit pipi bayi lantaran gemas, ternyata dapat memberi dampak berbahaya bagi si anak.

Baca Juga: 33 Jam Jalani Persalinan, Wanita ini Harus Ikhlas Bayinya Terlahir dalam Kedaan Meninggal

Seperti yang diketahui, kita cenderung senang mereas sesuatu yang terlihat menggemaskan seperti pipi bayi.

Pasalnya, pipi bayi biasanya terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Oleh karena itu, banyak orang yang senang mencubit lembut pipi bayi karena terlalu gemas.

Baca Juga: Jawaban Meleleh Randi Bachtiar saat Tasya Kamila Bahas soal Gantikan Popok Bayi di Rumah

Seperti saat kita bertemu teman membawa bayi ke kondangan, tak jarang kita senang memainkan pipi bayinya.

Bahkan, saking gemasnya, kita sering tak sengaja mencubit pipi bayi hingga memerah.

Namun, kebiasaan memainkan pipi bayi itu bisa menjadi berdampak buruk.

Baca Juga: Dikarunia Bayi Berparas Tampan di Bulan Ramadan, Tasya Kamila dan Randi Bachtiar Rebutan Paling Mirip dengan Anaknya

Apa saja dampak buruk dari kebiasaan mencubit pipi bayi karena gemas?

Dilansir Grid.ID dari berbagai sumber, ternyata kebiasaan meremas pipi bayi karena gemas memiliki dampak tak hanya pada bayi.

Diwartakan dari nationalgeographic.com, menurut penelitian pada tahun 2015 di Psikologi Sains, psikolog Universitas Yale Oriana Aragon dan tim menemukan bahwa orang yang memiliki reaksi yang sangat positif terhadap gambar bayi lucu juga "menampilkan ekspresi agresif yang lebih kuat," seperti ingin mencubit pipi bayi.

Baca Juga: Bayinya Alami Kelainan Kulit Kronis Usai Dibawa Kondangan, sang Ayah Mengaku Menyesal: Jangan Pegang-pegang Anak Gua!

Ekspresi agresif itu secara tak sadar juga bisa berubah menjadi arogan, seperti meninggalkan bekas kuku di pipi bayi.

Menurut pemimpin studi Hiroshi Nittono , direktur Laboratorium Psikofisiologi Kognitif di Universitas Hiroshima Jepang, ketidak sengajaan melukai itu sebagai wujud dorongan negatif terhadap kelucuan bayi.

Tak hanya menunjukkan sifat agresif pada pelaku yang mencubit pipi bayi, kebiasaan itu sendiri bisa berdampak buruk pada bayi.

Baca Juga: Viral! Diajak ke Kondangan oleh Orangtuanya, Seorang Bayi Alami Luka Mengerikan di Bagian Pipi

Dilansir Grid.ID dari laman tabloid nakita via Kompas.com, ternyata mencubit pipi bayi dapat berdampak buruk seperti yang disampaikan Wanda Anastasia, MPsi, psikolog dari LangkahKu dan Klinik Pela 9.

Trauma

Bayi bisa menjadi trauma akibat merasa "disakiti" saat dicubit pipinya.

Baca Juga: Miris! Bayi 8 Bulan Ditusuk 90 Kali karena Menggigit Puting Ibunya Saat Menyusu

Bisa saja, saat kamu kembali bertemu dengan sang bayi, ia akan tampak gelisah hingga menangis saat melihat wajahmu.

Tak hanya terhadap orang yang mencubit, bayi bisa saja menjadi takut bertemu orang asing, kecuali ayah dan ibunya.

Pada tahap lebih lanjut, bayi bisa menjadi kurang percaya diri terhadap lingkungan dan mood-nya menjadi negatif seperti muncul rasa benci, kesal, dan marah.

Baca Juga: Baru Saja Lahirkan Bayi Tampan, Tasya Kamila Berikan Fasilitas Lengkap Berupa Kamar Bayi Mewah untuk Sang Anak

Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik atau eksim atopik adalah penyakit kulit yang ditandai adanya rasa gatal hingga timbul ruam.

Akibat eksim atopik bisa muncul benjolan berisi cairan, kulit terkelipas, hingga mengeluarkan darah, kulit kering dan bersisik, bahkan area mata cenderung lebih gelap.

Baca Juga: Dokter Menyatakan Kondisinya Pulih, Bayi Nikita Mirzani Sudah Boleh Pulang

Dermatitis atopik dapat muncul lantaran bakteri yang biasa ada pada tangan dan tak disadari.

Tak hanya itu, tisu basah dan krim bayi juga bisa meningkatkan risiko bayi terkena eksim atopik.

Melansir dari laman WebMD, kandungan pengawet pada tisu basah yaitu methylisothiazolinone (MI) dapat memicu reaksi alergi tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Kasus Bayi 3 Bulan yang Meninggal di Tempat Penitipan Anak, Pihak TPA Terkesan Tidak Mengakui Kesalahan Hingga Belum Memiliki Izin Resmi

Bahkan, reaksi parah juga bisa terjadi seperti ruam parah, lecetl, pengerasan kulit, kulit bersisik, bengkak, hingga kulit melepuh.

Nah, karena beberapa bahaya di atas, jangan terlalu gemas dengan bayi ya. (*)