Aspek yang paling mengerikan dari perangkat tersebut adalah bahwa itu berfungsi sebagai semacam alat musik untuk 'hiburan' para penonton.
Saat logam yang dipanaskan membakar daging korban, dia akan berteriak kesakitan.
Jeritan-jeritan ini disalurkan ke pipa-pipa suara kecil yang terhubung ke lubang hidung banteng, yang menghasilkan suara melolong.
Dalam catatan Diodorus, Perillos diklaim telah mengatakan kepada tiran itu, "Tangisan kesakitannya akan memberimu kesenangan ketika mereka datang melalui pipa di lubang hidung."
Diodorus menulis bahwa Perillos membawa Brazen Bull ke Phalaris sebagai hadiah karena Phalaris dikenal di dunia kuno karena kekejamannya.
Namun, penulis kuno menyatakan "Ketika Phalaris mengetahui skema ini, ia dipenuhi dengan kebencian terhadap pria itu", dan memutuskan untuk membiarkan Perillos 'mencicipi' obatnya sendiri.
Dia meminta penemu mendemonstrasikan cara kerja banteng perunggu itu.
Perillos merayap masuk ke Brazen Bull dan Phalaris menutup pintu lalu menyalakan api di bawahnya.
Perillos tidak mati dalam alat penemuannya, sebaliknya, ia dibawa keluar dalam keadaan 'setengah mati' dan dilempar ke tebing. Ini dilakukan agar kematiannya tidak mencemari karya berbahan perunggu tersebut.
Baca Juga: Jangan Lagi Tidur Usai Sahur, Bisa Sebabkan Diabetes Hingga Stroke!
Gajah telah memainkan sejumlah peran penting dalam sejarah manusia. Dalam beberapa budaya, gajah adalah makhluk yang dihormati, tetapi dalam budaya lain mereka telah digunakan sebagai algojo. Bentuk hukuman mati ini brutal dan menakutkan.