Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad
Grid.ID - Pada tahun 1995, sutradara Joe Johnston mengadaptasi novel anak-anak Jumanji.
Film ini menceritakan tentang permainan papan ajaib yang bisa mengaburkan batas antara fantasi dan kenyataan.
Permainan ajaib tersebut bercerita tentang terdapatnya binatang-binatang, dan mereka akan keluar jika tertera pada papan.
Beberapa tahun kemudian muncul sekuel Jumanji untuk memperbarui ceritanya.
( BACA JUGA: Penasaran Nggak, Kenapa Perayaan Natal di Jepang Identik Banget dengan Satu Ember Ayam KFC? Ini Dia Alasannya )
Permainan papan berubah menjadi video game, ceritanya bukan hanya tentang fantasi, tetapi sekelompok anak terjebak dalam sebuah permainan.
Dilansir Grid.ID dari theverge, Jumanji ini nampaknya memiliki cerita seru yang sulit untuk dilupakan dan tentunya menyenangkan.
Berangkat dari permainan papan Jumanji berubah menjadi game konsol retro yang terlihat seperti perpaduan antara Atari 2600 dan ColecoVision.
Pada film ini diceritakan bahwa beberapa anak tersedot masuk ke dunia fantasi.
( BACA JUGA: Ririn Ekawati Hobi Jinjing Tas Harga Puluhan Juta, Ternyata Ada Alasannya Lho )
Mereka telah memilih karakter game yang berbeda sebelum tersedot masuk.
Film ini menceritakan serangkaian kejadian lucu tentang sekelompok remaja yang terjebak dalam video game.
Para tokoh mendapatkan 3 tato bar di bawah lengan sebagai lambang tiga kehidupan.
Ketika mereka memukul dada, menunjukkan kekuatan dan kelemahan mereka.
( BACA JUGA: Niatnya Parkir Mobil, Suami Istri Malah Tewas Mengenaskan Secara Bersamaan )
Namun sayangnya faktor nostalgia dalam game film ini cepat habis dan humor game hanya menjadi kerangka generik untuk rangkaian aksi petualangan yang khas.
Jumanji hadir sebagai hiburan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar The Rock. (*)