Laporan Wartawan Grid.ID, Nopsi Marga
Grid.ID - Bulan Ramadan harusnya menjadi bulan yang penuh kebahagiaan dan berkah.
Berbagai macam hidangan disajikan untuk berbuka puasa dan sahur.
Namun berbeda dengan keluarga lainnya, kisah pedih dirasakan oleh Nor Azuha Wan Muda, 35, asal Permatang Badak, Kuantan, Malaysia.
Pasalnya, Nor Azuha tidak dapat menuruti keinginan anaknya untuk makan martabak saat berbuka puasa.
Baca Juga: Sehat Banget! Menu Santap Sahur dan Berbuka Puasa Ala Cinta Laura Sama Sekali Tak Mengandung Gula
Suaminya, Mohd Hussien Abdul Shukor, 35, sehari-hari hanya bekerja sebagai penjual barang bekas, sedangkan Nor Azuha hanya di rumah dan merawat 3 anaknya.
Melansir laman Sinarharian.com.my sebuah media Malaysia, penghasilan Mohd Hussien dalam sehari sekitar 40 ringgit hingga 50 ringgit atau sekitar Rp 138 ribu hingga Rp 172 ribu.
Terkadang Mohn Hussien tidak membawa pulang uang sepersen pun.
Dalam kondisi tersebut, Nor Azuha hanya dapat menyajikan makanan sahur dan berbuka puasa berupa nasi dengan garam, atau nasi dengan minyak ikan goreng.
Baca Juga: Jadi Makanan Favorit Saat Berbuka, Ketahui Bahayanya Makan Gorengan Saat Buka Puasa
Baca Juga: Temu Kangen Bareng Nia Ramadhani dan Sahabatnya, Luna Maya Pakai Blazer Simpel Senilai Jutaan Rupiah
Keadaan ini membuat Nor Azuha dan sang suami sulit untuk memenuhi permintaan anaknya, Mohd Shukri Abdullah, 10, yang meminta martabak.
"Untuk makan sehari-hari saja hanya ala kadarnya, bagaimana bisa memenuhi permintaanya," ungkap Nor Azuha seperti yang Grid.ID kutip dari laman Sinarharian.com.my.
"Kalau dapat duit lebih baru suami mampu beli ikan dan telur, kalau tidak kita makan ikan asin, nasi dengan air garam atau nasi dengan minyak ikan goreng," imbuhnya.
Diketahui harga sepotong martabak adalah 5 ringgit, atau setara dengan Rp 17 ribu.
Baca Juga: Disunahkan Sebagai Takjil Berbuka, Ternyata ini 8 Manfaat Kurma Bagi Kesehatan Tubuh
Beruntung 3 anaknya tidak pernah mengeluh ataupun menuntut dengan kondisi ekonomi Nor Azuha.
Selama ini Nor Azuha mendapat zakat sebesar 400 ringgit atau sebesar Rp 1,3 juta setiap bulan, yang hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Belum selesai kesengsaraan yang harus dihadapi oleh Nor Azuha dan keluarga, karena harus makan dengan nasi garam setiap hari.
Nor Azuha dan keluarganya juga dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka tinggal di rumah papan yang tidak layak huni.
Baca Juga: 5 Kaos Oblong Milik Syahrini Ini Punya Harga yang Nggak Santai, Simpel Tapi Mahal Banget!
Rumah papan tersebut sudah dihuni oleh Nor Azuha dengan keluarganya selama 11 tahun.
"Rumah ini tidak sempurna, atapnya bocor, kalau hujan kami semua basah, airnya membanjiri lantai," ungkap Nor Azuha seperti yang Grid.ID kutip dari laman Khalifahdunia.com.
Untuk memasak, Nor Azuha menggunakan tungku arang yang diletakkan di luar rumahnya.
Baca Juga: Si Doel The Movie 2 Gelar Buka Puasa Bersama di Tangerang, Fans Antusias Datang dari Siang
Nor Azuha lebih memilih untuk tinggal di rumah papan tersebut karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa.
"Daripada berhutang untuk bayar sewa rumah, lebih baik saya tinggal di rumah ini walaupun tidak sempurna," ungkap Nor Azuha.
Nor Azuha bahkan belum memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan di hari raya, dan membelikan baju anak-anaknya.
Ibu 3 orang anak ini berharap ada orang yang mau membantu untuk memperbaiki tempat tinggal warisan orang tuanya yang sudah tidak layak huni tersebut.
Baca Juga: Bukan Tas Hermes Seperti Teman-Teman yang Lain, Nia Ramadhani Tak Malu Pakai Tas Mungil Paling Murah
(*)