Aksi semacam ini identik dengan mobilisasi dan protes besar-besaran.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Kompas.com, orang-orang Palestina memboikot setiap produk dan jasa milik Israel.
(Baca juga: Waduh, Ingatkan Suami yang Kecanduan Game Online, Seorang Istri Malah Diusir dari Rumah)
Segala kebutuhan sehari-hari dicukupi dengan mengkonsumsi usaha rumahan dari orang Palestina sendiri.
Penduduk mengelola universitas, klinik, maupun sekolah dengan cara sembunyi-sembunyi.
Intifada awalnya disulut atas tragedi ngeri yang terjadi pada 8 Desember 1987.
Kendaraan militer Israel mengejar mobil berisi 4 orang pekerja Palestina.
(Baca juga: Seorang Wanita Buang Air Besar di Pinggir Sungai, Tiba-tiba Ada Buaya Muncul, Kemudian Begini yang Terjadi)
Mereka akhirnya terbunuh hingga kemudian muncul protes besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Organisasi HAM asal Israel, B'Tselem, mencatat ada 1.070 orang Palestina terbunuh, 237 diantaranya masih anak-anak.
Di bawah perintah Menteri Pertahanan Israel saat itu, Yitzhak Rabin, komandan pasukan Israel diinstruksikan untuk mematahkan tulang setiap demonstran Palestina.
Hingga saat ini, kebijakan tersebut tetap dipertahankan.
Setiap kaum muda Palestina yang melakukan protes akan dibungkam dengan membedil tepat di lutut dan kaki.(*)