Laporan Wartawan Lalu Hendri Bagus
Grid.ID - Sebuah video menampilkan sejumlah massa yang disebut sebagai suku Baduy tengah berbondong-bondong ikut serta dalam aksi untuk menuntut keadilan atas kecurangan Pemilu 2019 beredar di YouTube pada Senin (20/5/2019).
Video itu disebarkan ulang seolah-olah kejadian tersebut terjadi pada hari ini, Selasa (22/5/2019) di Jakarta.
Mengetahui hal itu, Kepolisian Lebak dan Kepala Desa Kanekes di Banten menjelaskan bahwa kabar video aksi unjuk rasa yang melibatkan Suku Baduy adalah hoaks.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, video aksi yang mendatangkan ribuan warga dari suku Baduy beredar di akun YouTube Sumatera News pada Senin (20/5/2019).
Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik ini, warga suku Baduy dinarasikan seolah ikut menuntut keadilan karena adanya kecurigaan atas kecurangan Pemilu 2019.
"Kini saat yang tepat tuntut keadilan bagi rakyat Indonesia, Selama ini suku Badui hanya berdiam diri dengan kondisi negara yang dianggap makin amburadul,kini ketika adanya kecurigaan atas kecurangan pemilu,suku Badui turun gunung keluar hutan menuntut keadilan....," tulis pengunggah dalam keterangan video.
Aksi segerombolan warga berduyun-duyun itu digambarkan memenuhi setengah jalan raya di Jakarta.
Hingga saat ini video tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 540.000 kali
Penelusuran Kompas.com: Kepala Bagian Ops Polres Lebak, Banten, Kompol Adrian Tuuk menyampaikan bahwa kabar suku Baduy tergabung dalam aksi demo 22 Mei adalah tidak benar alias hoaks.
"Itu berita hoaks, tidak benar warga Baduy berangkat ke Jakarta," ujar Kompol Adrian Tuuk kepada Kompas.com di Stasiun Rangkasbitung, Rabu (22/5/2019).
Faktanya, Adrian menyampaikan bahwa aksi dalam video tersebut sebenarnya adalah acara budaya Seba Baduy yang berlangsung pada 4 Mei 2019 lalu di Kabupaten Lebak, Banten.
Acara budaya tersebut dihadiri sekitar 1.000 warga Baduy datang ke Pendopo Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk menyampaikan hasil tani dan amanat sesepuh.
Akan tetapi, ada oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan ulang video tersebut dengan narasi yang berbeda seolah-olah warga Baduy berduyun-duyun ke Jakarta untuk ikut aksi demo 22 Mei 2019.
Baca Juga: Tutup Karena Aksi 22 Mei, Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat Diperkirakan Rugi 200 Miliar
Selain itu, klarifikasi mengenai dugaan aksi yang dilakukan suku Baduy juga diklarifikasi oleh Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija.
Menurut dia, Suku Baduy tidak mungkin ikut demo ke Jakarta lantaran selama ini warga Baduy netral soal politik.
"Warga Baduy eweuh nu ka Jakarta milu demo (warga Baduy tidak ada yang ikut demo ke Jakarta), kami netral," ujar Saija. Selain itu, peristiwa unjuk rasa yang dilakukan sejumlah massa di Jakarta sejak Selasa (21/5/2019) berubah menjadi kerusuhan pada Rabu (22/5/2019) dini hari.
(*)