Find Us On Social Media :

Psikolog Ungkap Seberapa Berbahayanya Pertanyaan Kapan Nikah: Bisa Sebabkan Bunuh Diri

By Angriawan Cahyo Pawenang, Kamis, 23 Mei 2019 | 14:08 WIB

Ilustrasi orang depresi

Baca Juga: Sempat Ngeri Saat Raditya Dika Datangkan Psikolog Untuknya, Komika Ebel Cobra: Apa Saya Beneran Gila Ya?

Karena sering kali orang yang depresi tidak menunjukkan dirinya sedang ada masalah.

Pertanyaan kapan nikah juga bisa membentuk pola pikir jika terus-terusan ditanyakan.

Seseorang akan mereasa tertekan dengan pertanyaan tersebut hingga membuat pernikahan menjadi tujuan hidupnya.

Baca Juga: Tersangka Kasus #JusticeForAudrey Seolah Kebal Hukum Gara-gara UU SPPA, Psikolog Forensik : Bedakan Kenakalan Anak dan Kriminalitas

Sebagai seorang pskolog, Astrid mengakui kalau pertanyaan kapan nikah mempunyai nilai positif.

Bisa saja orang yang ditanya jadi memiliki keinginan membangun keluarga pada orang-orang yang sudah terlalu asik melajang.

Pertanyaan tersebut juga bisa membuka obrolan terkait omongan serius di antara pasangan, seperti masalah kesiapan.

Baca Juga: Psikolog Poppy Amalya Sebut Orang Tua Para Pelaku Kasus #JusticeForAudrey Harus Diberi Terapi Psikologis

“Karena pernikahan pun sesuatu hal yang baik. Pernikahan adalah sebuah jaminan supaya anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman. Hubungan pasangan pun menjadi terjamin oleh negara sehingga sama-sama terlindungi,” ujarnya.

Bagi mereka yang masih lajang atau memang yang belum bersiap untuk menikah disarankan untuk menanggapi pertanyaan tersebut dengan santai.

Namun jika anda tersinggung, jangan terlalu memikirkanya hingga merasa stres.

Baca Juga: Beri Dukungan untuk Korban Kasus #JusticeForAudrey, Psikolog Poppy Amalya : Saya Bersedia Memberi Terapi Gratis!

Astrid berpesan agar kita juga mensyukuri kondisi belum menikah karena bisa fokus pada hal lain.

"Jadi ya dinikmati aja. Sebab, ketika kita lebih nyaman dengan diri kita sendiri, kita jadi sadar dan bisa menerima pertanyaan-pertanyaan seperti ini" ujarnya.

(*)