Karena sering kali orang yang depresi tidak menunjukkan dirinya sedang ada masalah.
Pertanyaan kapan nikah juga bisa membentuk pola pikir jika terus-terusan ditanyakan.
Seseorang akan mereasa tertekan dengan pertanyaan tersebut hingga membuat pernikahan menjadi tujuan hidupnya.
Sebagai seorang pskolog, Astrid mengakui kalau pertanyaan kapan nikah mempunyai nilai positif.
Bisa saja orang yang ditanya jadi memiliki keinginan membangun keluarga pada orang-orang yang sudah terlalu asik melajang.
Pertanyaan tersebut juga bisa membuka obrolan terkait omongan serius di antara pasangan, seperti masalah kesiapan.
“Karena pernikahan pun sesuatu hal yang baik. Pernikahan adalah sebuah jaminan supaya anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman. Hubungan pasangan pun menjadi terjamin oleh negara sehingga sama-sama terlindungi,” ujarnya.
Bagi mereka yang masih lajang atau memang yang belum bersiap untuk menikah disarankan untuk menanggapi pertanyaan tersebut dengan santai.
Namun jika anda tersinggung, jangan terlalu memikirkanya hingga merasa stres.
Astrid berpesan agar kita juga mensyukuri kondisi belum menikah karena bisa fokus pada hal lain.
"Jadi ya dinikmati aja. Sebab, ketika kita lebih nyaman dengan diri kita sendiri, kita jadi sadar dan bisa menerima pertanyaan-pertanyaan seperti ini" ujarnya.
(*)