Saat mengingat kembali detik-detik kejadian nahas itu, Suhama mengaku sejumlah massa sempat mencegah rekan-rekannya untuk tak membakar warung mi instannya.
Meski begitu, pada akhirnya kebakaran pun tak terelakkan saat perusuh lain datang menyerang.
"Awalnya nggak dibakar, cuma kacanya dipecah-pecahin. Kata massa, jangan dibakar, kasihan ini warung mi, jangan dibakar. Tapi amukan massa yang lain malah menyerang," kata Suhama seperti dilansir Kompas.com pada Kamis (23/5/2019).
Lebih lanjut, Suhama menambahkan warungnya akhirnya terbakar akibat rembetan api yang melalap pos polisi Sabang.
"Orangnya banyak banget, enggak kehitung lah. Saya lagi di sini tapi enggak bisa ke mana-mana, saya di sini saja enggak bisa menghadang massa juga," ujarnya lagi.
Kini, Suhama tak tahu lagi harus berbuat apa untuk melanjutkan hidupnya di ibukota.
Pasalnya, warung mi instan yang selama ini jadi sumber penghidupannya bersama Ismail telah menjadi abu.
Dari gambar yang dihimpun Kompas.com, tampak hanya tersisa sebuah wajan yang tergantung di tembok.