Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID – Belakangan kita mengenal istilah Pelakor sebagai perusak rumah tangga.
Pelakor yang merupakan singkatan dari perebut laki orang rupanya juga marak muncul di Thailand.
Namun bedanya pelakor yang satu ini menyebabkan nyawa seorang wanita calon pengantin melayang.
Dilansir Grid.ID dari The Star, seorang pria dan seorang wanita telah dituduh membunuh seorang wanita di provinsi Chumphon, Thailand selatan.
(BACA: Iki Piye! Istri Sah Curhat ke Sosial Media, Lah Kok Pelakor yang Masih SMA Nggak Mau Kalah)
Pria bernama Ronnachai Panchart, menghadapi tuduhan pembunuhan berencana.
Ia diduga menembak Nontiya Kruajaturat, wanita berusia 25 tahun yang tak lain adalah tunangannya sendiri.
Nontiya yang berprofesi sebagai asisten dokter gigi rencananya akan dinikahi Ronnachai pada Minggu, 24/12/2017.
Mayjen Polisi Sonthichai Awattanakulthep, kepala polisi provinsi tersebut, mengatakan bahwa pria tersebut, juga akan dituduh melakukan pencurian.
Ronnachai memiliki ponsel Nontiya setelah pembunuhan tersebut.
Ia diduga memberikan ponsel Nontiya kepada pacar barunya, Naruemon Chuaysombat.
(BACA: Jadi Pelakor Muda, Inilah Akhir Nasib Tragis Setelah Kasusnya Terungkap Istri Sah)
Naruemon kemudian ditangkap.
Naruemon didakwa melakukan pembunuhan berencana saat dia mengaku kepada polisi bahwa dia membeli pistol yang digunakan Ronnachai dalam pembunuhan tersebut.
Pistol itu ia beli seharga Bt7.000 atau sekitar hampir 3 juta rupiah.
Naruemon juga akan dikenakan tuduhan kepemilikan barang curian.
Sebelumnya dilaporkan bahwa seorang perawat yang tinggal di sebelah kamar Nontiya di Rumah Sakit Salui di Thasae menemukan mayatnya pada hari Selasa pagi (22/12/2017) setelah Nontiya tidak muncul untuk bekerja di rumah sakit.
Jendela di kamar Nontiya ditemukan rusak.
Terdapat sebuah luka tembak di dada korban.
Kamera keamanan di rumah sakit menunjukkan seorang pria berkerudung, yang tampak mabuk, masuk ke perumahan pekerja rumah sakit sekitar pukul 01:00.
Polisi menginterogasi Ronnachai setelah ayah Nontiya mengatakan bahwa dia ingin membatalkan pernikahan pria tersebut dengan putrinya.
Hal ini lantaran ayah Nontiya mengetahui Ronnachai memiliki pacar baru yang bekerja di kantornya.
Nontiya dilaporkan menolak dan bersikeras bahwa pernikahan akan diadakan pada hari Minggu.
Ronnachai ditangkap dan mengaku setelah polisi menemukan pakaian dan tudung yang sesuai dengan orang yang ada dalam rekaman video tersebut di rumahnya.
Keluarga Nontiya awalnya berencana mengadakan upacara kremasi pada hari Minggu yang lalu, pada hari pernikahan telah dijadwalkan.
Namun berubah pikiran, mengatakan bahwa mereka akan menunggu untuk mengadakan kremasi sampai kasus pembunuhan tersebut diselesaikan.
Keluarga tersebut juga meminta kedua tersangka untuk dihukum mati.
Sonthichai mengatakan bahwa hukuman maksimal bagi tersangka adalah hukuman mati.
Namun pengadilan akan mempertimbangkan pengakuan tersangka dalam hukuman.
"Ini adalah pertimbangan pengadilan, yang tidak dapat dibantah oleh polisi," katanya.(*)