Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Grid.ID - Aksi 22 Mei yang terjadi di sekitar gedung Bawaslu Jakarta meninggalkan cerita sendiri.
Salah satunya dari pedagang keliling yang berjualan di sekitar area tersebut.
Meski disebut siaga 1 dan banyak aksi kericuhan, para pedagang nampak tetap berusaha mencari rezeki di agenda tersebut.
Baca Juga: Meski Belum Kondusif, Pengamen Wanita Ini Tetap Santai Senandungkan Lagu Pasca Aksi 22 Mei
Banyak para pedagang yang justru mendapatkan rezeki nomplok di aksi 22 Mei.
Berdasarkan pantauan Grid.ID sebelumnya pada Jumat (24/5/2019), di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat para pedagang terlihat berjualan di area tersebut meski ditutup polisi.
Pedagang didominasi oleh penjaja kopi keliling yang tetap santai mengayuh sepedanya di antara peserta aksi dan aparat yang bertugas.
Salah satu pedagang bernama Rohmat mengaku mendapatkan keuntungan berlebih dari momen tersebut.
Para pembeli kebanyakan datang dari TNI dan Polisi yang bertugas di lapangan.
"Alhamdulillah omset meningkat ya, biasanya keluar kan malam di sini sekarang dari siang," ujar Rohmat saat berbincang dengan Grid.ID di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Imbas Aksi 22 Mei, Sampai Kapan WhatsApp, FB dan Instagram Dibatasi? Menkominfo Beri Jawaban
Sementara itu dikutip dari Kompas.com, Hidayat, pedagang kopi keliling lainnya mengaku sampai dapat pendapatan tiga kali lipat dari biasanya.
"Pas tanggal berapa ya itu, dua hari lalu kalau enggak salah, ya ampun, Mas, saya dari pagi sampai malam bisa tiga kali ngambil stok ke bos," cerita Hidayat.
"Pas mau ambil stok lagi, bos bilang sudah habis. Kalau enggak bisa empat-lima kali tuh," tambahnya.
Baca Juga: Warung Mi Instannya Jadi Abu Diamuk Massa Aksi 22 Mei, Suhama Pasrah dan Pilih Pulang Kampung
Pedagang lainnya, Wariman mengatakan kalau dagangannya diborong oleh para Brimob yang tidak kebagian jatah istirahat.
"Sebenarnya saya memang kejebak juga di situ kan enggak bisa ke mana-mana lagi. Eh kebetulan saja ya mereka (Brimob) juga manusia ya namanya, haus juga pasti dari siang kejemur," kata Wariman.
"Kadang ada temannya atau komandannya saya enggak tahu, langsung ngeborong gitu saja buat dibagiin, enggak ambil kembalian lagi. Coba tanya tukang rokok juga, pasti sama ceritanya sama saya," ungkapnya.
Meski mendapatkan untung berlimpah, Hidayat mengaku ada keganjilan dihatinya mendapatkan rezeki tersebut.
Dirinya merasa mendapatkan rezeki dari kericuhan yang banya menimbulkan kerusakan dan ketakutan dimana-mana.
"Kalau saya bisa disuruh milih, saya mending dapat kayak biasa saja lah, tapi enggak usah ribut-ribut begini. Bukan maksudnya saya enggak bersyukur sama yang di atas," kata Hidayat.
Hidayat sendiri menyadari, ada pedagang lainnya yang justru merugi gara-gara aksi ini.
Banyak warung-warung yang dijarah massa dan juga dibakar hingga sang pedagang tak bisa berjualan lagi.
Hidayat lebih memilih Jakarta yang aman dan nyaman dibanding rezeki berlimpah dari kerusuhan.
Baca Juga: Suasana Belum Kondusif Pasca Aksi 22 Mei, Zaskia Adya Mecca Larang Anak Keluar Rumah Sampai Nangis!
(*)