Hanya ada satu tempat tidur di atas tumpukan papan dan barang bekas.
Jangankan perabotan, untuk tidur saja Nenek Noro hanya berlambarkan satu tikar lusuh.
Saat akan memasuki rumahnya, terlihat tumpukan barang bekas seperti seng, kayu, kardus, dan besi berserakan.
Tumpukan barang ini mengelilingi rumah Nenek Noro dan membuatnya bisa berdiri.
Pasalnya, rumah reyot milik Nenek Noro sudah hampir roboh lantaran tidak ditopang dengan baik.