Laporan wartawan Grid.ID, Nopsi Marga
Grid.ID - Aksi 22 Mei sedang dalam penyelidikan oleh petugas yang berwajib.
Seperti diketahui, aksi 22 Mei lalu berujung kericuhan yang terjadi selama 2 hari dan membuat suasana negara menjadi memanas.
Pihak kepolisian pun melakukan penyelidikan untuk menemukan tersangka dari aksi 22 Mei tersebut.
Melansir laman Kompas.com, terdapat tiga kelompok perusuh yang telah teridentifikasi. Pertama, kelompok preman bayaran. Kedua, sosok penembak jitu, dan ketiga merupakan kelompok gerakan radikal.
Baca Juga: Mantan Anggota TNI Jadi Salah Satu Pembunuh Bayaran pada Aksi 22 Mei
Tersangka yang diamankan dari tiga kelompok telah mencapai 452 orang per hari Minggu (26/5/2019).
Kelompok penembak jitu memiliki tujuan tersendiri yakni membunuh 4 pejabat negara dan 1 pimpinan lembaga survei.
Dari penyelidikan terdapat 6 orang yang memiliki peran penting dalam aksi tersebut.
Melansir laman Gridhot.id, keenam tersangka yang sudah ditangkap adalah HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi.
Baca Juga: Pengakuan Istri Salah Satu Pembunuh Bayaran Aksi 22 Mei: Dulu Dia Anggota TNI
Usut punya usut, identitas 4 pejabat nasional yang jadi sasaran memiliki fungsi penting bagi negara.
Melansir laman Tribunnews.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan 4 pejabat yang menjadi target pembunuhan saat kerusuhan 22 Mei 2019 adalah Menko Polhukam Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Berikut Grid.ID rangkum tiga dugaan mengapa empat pejabat negara tersebut yang justru jadi sasasaran pembunuhan dari aksi kerusuhan 22 Mei.
1. Garis Pertama Pertahanan Negara
Keempat tokoh pejabat negara berada di barikade terdepan dalam menjaga keamanan dan keutuhan negara.
Maka untuk melemahkan pemerintah, empat tokoh pejabat negara ini harus dilemahkan terlebih dahulu.
"Ada teori yang bilang intelijen itu garis pertama dari pertahanan, jadi kalau ngejebol suatu negara dengan perang atau invasi, yang pertama dijebol dulu ya intelijen," ungkap Muhammad Haripin pengamat pertahanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), seperti yang Grid.ID kutip dari laman Tribunnews.com.
"Misalkan pak BG 'kejadian' (diserang), berarti rezim Jokowi (tinggal) beberapa langkah lagi menuju situasi kekacauan," imbuh Haripin.
Gories Mere yang juga berada di wilayah intelijen negara mempunyai fungsi yang sama dengan Budi Gunawan, sehingga menjadi sasaran pembunuhan.
2. Presiden Joko Widodo Sulit Dijangkau
Presiden Jokowi tidak menjadi target utama pembunuhan 22 Mei.
Hal tersebut dikarenakan Presiden memiliki pengamanan yang sangat ketat dan susah untuk ditembus.
Presiden Jokowi dijaga oleh barisan Paspampres yang telah terlatih.
Baca Juga: Warga Berikan 300 Buah Roti Sebagai Ucapan Terima Kasih Atas Penjagaan Terhadap Aksi 22 Mei
3. Dugaan Pertikaian di Tubuh TNI
Kedua paslon presiden yang mencalonkan diri sama-sama memiliki pendukung dari TNI.
Kubu Jokowi didukung oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Wiranto, dan Moeldoko, sedangkan kubu Prabowo didukung oleh Jenderal (Purn) Djoko Santoso hingga Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijianto.
Melansir laman Tribunnews.com, sebelumnya Eks Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko dituding terlibat dalam penyelundupan senjata api ilegal dari Aceh, yang diduga akan digunakan untuk demo 22 Mei.
Haripin melihat persaingan antara Luhut Binsar Pandjaitan dan Soenarko karena memiliki latar belakang sebagai Danjen Kopassus.
Pertikaian juga terjadi antara Wiranto dan Kivlan Zein yang mendukung calon presiden berbeda.
Keenam tersangka yang akan membunuh 4 pejabat negara tidak memiliki ketrekaitan dengan kelompok ISIS maupun Gerakan Reformis Islam (Garis).
Hingga artikel ini ditulis, motif keenam pelaku juga belum terungakap.
(*)