Tapi dalam perkembangan terkini para pakar militer cenderung mengklasifikasikan rudal MRBM dan SRBM sebagai Theater Ballistic Missile (TBM).
Berdasarkan kriteria empat jenis rudal itu, bisa dipastikan rudal-rudal tersbut ditempatkan di darat.
Sedih, Tinggal Seorang Diri dalam Kemiskinan, Nenek Julaeha Makan Daun Dicampur Garam
Baik lokasi penempatan rudal itu berada di Silo maupun rudal yang ditempatkan pada kendaraan pengangkut (transporter).
Namun jika sudah dikombinasi dengan wahana pengusung lain seperti jet tempur pengebom antarbenua, kapal perang atau kapal selam.
Maka penempatan rudal di darat yang cenderung statis itu sudah ketinggaln jauh dari sisi strategi militer.
Pasalnya wahana angkut rudal melalui udara dan laut bisa menghemat jarak tempuh rudal.
Ketahuilah, Ini 5 Ciri Pria yang Miliki Sperma Berkualitas!
Keuntungan lain, desain rudal bisa dibuat lebih ringkas. Sebagai contoh adalah rudal jelajah kapal selam (SLBM) generasi awal.
Misalnya rudal Regulus 1 yang berukuran lebih kecil ketimbang jet tempur F-86 Sabre yang kemampuan jelajah terbangnya hanya mencapai 400 mil (sekitar 640 kilometer).
Namun lantaran bisa diusung oleh kapal selam seperti USS Tunny (SSG-282) maka jarak jangkaunya bisa lebih jauh.
Pasalnya melalui operasi kapal selam, rudal-rudal bisa dibawa mendekat ke pantai pasukan musuh sebelum akhirnya kapal selam pembawa rudal melontarkan rudal-rudalnya.
Sudah banyak negara yang memiliki kapal-kapal pembawa rudal dan mampu menembakkannya dari dalam laut seperti ketika Rusia menghajar target ISIS di Suriah dari kapal selam yang sedang berlayar di Laut Hitam.
Kapal-kapal selam AS juga pernah menembakkan rudal-rudal Tomahawk ketika menggempur Irak pada tahun 2002.
Korut juga mengklaim kapal-kapal selamnya bisa menembakkan rudal berhulu ledak nuklir dan kapan saja siap menyusup ke Laut Pasifik guna menggempur AS. (*)
(Artikel ini tayang di Intisari dengan judul: Rudal Ternyata Mengenal Kasta Dan Rudal Korut Termasuk Kasta Tertinggi)