Grid.ID - Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang mulia dan penuh berkah.
Setiap umat muslim di dunia ini menyambut dan menjalani bulan penuh berkah ini dengan penuh kebahagiaan.
Bahkan kebahagiaan itu itu bisa datang dari sebuah perbedaan.
Tidak selamanya berbeda itu tidak bisa menyatukan hal-hal yang berbeda.
Baca Juga: Ramadhan 1440 H : 10 Ucapan Selamat Berpuasa yang Menyentuh Hati dan Sarat Makna!
Seperti cerita seorang kakek asal Malaysia ini, di mana ia setia mengasuh keempat anak adopsinya untuk rajin berpuasa dan tarawih.
Padahal, faktanya kakek dan keempat anaknya memiliki perbedaan ras dan agama.
Melansir dari New Straits Times, dikisahkan tentang seorang kakek bernama Lim Peng Chik (74) yang mengadopsi 4 orang anak yang beragama Muslim.
Lim adalah seorang non muslim, namun ia setia untuk mendidik keempat anaknya tersebut puasa, dan mengantarkan mereka untuk pergi tarawih.
Baca Juga: Mengaku Berpuasa, Wanita Bertato Tetap Jalankan Kebiasaan Merokok dan Minum Kopi!
"Saya mengurus pendidikan mereka karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dan bermasalah."
"Setiap pagi saya pergi mengantar mereka ke sekolah, dan menjemput mereka di sore hari," cerita Lim seperti yang dikutip dari laman New Straits Times.
Lim sendiri tinggal di sebuah rumah kontrakan dengan 4 orang anak adopsinya, dua orang anak laki-laki berusia 5 tahun, dan dua orang anak perempuan yang berusia 15 tahun.
Perbedaan di antara mereka tidak menjadi alasan, apalagi batu sandungan bagi mereka untuk hidup berdampingan satu sama lain.
Baca Juga: Karena Trofi Liga Champions Bukan Segalanya, Mo Salah Tetap Berpuasa Menjelang Pertandingan Final
Lim mengatakan dirinya telah tinggal bersama dan merawat anak-anak angkatnya yang berdarah Melayu selama hampir 30 tahun lamanya.
Keputusannya ini berawal ketika Lim tinggal di di Taman Desa Tambun, yang mana di sebelahnya terdapat sebuah keluarga Melayu yang kurang mampu.
"Saya tahu mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi saya membantu mereka dengan menyediakan beras, makanan dan minuman, dan uang saku.
Saya tidak pernah berpikir dua kali untuk melakukan hal ini," kata pria berusia 74 tahun itu.
Baca Juga: Muslim Swedia Berpuasa Selama 20 Jam Per Hari, Bagaimana dengan Negara-negara Lainnya?
Lim yang saat itu hidup sendirian, merasa bahwa apa yang ia miliki lebih dari cukup, sehingga tidak menjadi masalah baginya untuk membantu orang lain.
Lim Peng Chik sendiri adalah lulusan Universitas Malaya dan pernah bekerja di salah satu labiratorium di Singapura selama 2 tahun.
Selain bekerja di Singapura, Lim pernah melakukan beberapa pekerjaan di masa mudanya di beberapa negara.
"Dulu saya pergi ke Manila dan bekerja di perusahaan kilang minyak selama 2 tahun."
Baca Juga: Ahok Terharu Saat Bertamu ke Rumah Ibu yang Berpuasa 145 Hari Mendoakannya
Tapi, saya dipindahkan kembali ke Malaysia dengan jabatan sebagai manajer di perusahaan yang berkaitan dengan bahan kimi.
Lalu, saya bekerja sebagai pengembang perumahan namun hanya bertahan beberapa bulan saja karena tidak memiliki pengalaman untuk bekerja di lapangan," jelas Lim. (*)