Grid.ID - Kristiani Herrawati atau yang biasa disapa sebagai Ani Yudhoyono meninggal di National University Hospital (NUH) Singapura pada Sabtu (1/6/2019).
Ani Yudhoyono sebelumnya telah dirawat sejak Februari 2019 lalu karena penyakit kanker darah atau leukemia yang dideritanya.
Jenazah Ani Yudhoyono telah diberangkatkan dari Singapura menuju Indonesia pada Sabtu (1/6/2019) malam, lebih cepat dari rencana semula.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal karena Leukemia, Kenali 5 Gelaja yang Sering Disepelekan!
Ani Yudhoyono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata setelah disemayamkan di rumah duka yang bertempat di Cikeas.
Berita duka ini dirasakan banyak orang, pasalnya sebelum ini Ani Yudhoyono sempat kelihatan membaik.
Bahkan bersama SBY, Ani sudah sempat diperbolehkan keluar dari ruang rawat untuk menghirup udara segar.
Namun pada Jumat (31/5/2019), dikabarkan Ani Yudhoyono mengalami penurunan kondisi.
Baca Juga: Penyumbatan Pembuluh Darah Bisa Berakibat Fatal, Bersihkan dengan 5 Makanan Ini
Saat itu seluruh keluarga dikabarkan telah berkumpul di Singapura.
Ia dirawat di ruang NICU setelah demam tinggi dan tak sadarkan diri dalam kondisi kritis.
Demam pada pasien kanker ternyata tak bisa disepelekan, demikian penjelasan dari laman Cleveland Clinic.
Baca Juga: Penampilan Menteri Susi Pudjiastuti saat Hadiri Wisuda Putranya Curi Perhatian
Pada mereka yang lebih sehat, demam mungkin bukan masalah besar, bisa ditangani dengan obat rumahan dan reda dalam semalam.
Namun pada pasien kanker, demam yang disertai penurunan kondisi serta rasa sakit dapat menandakan terjadinya infeksi.
Mereka yang menderita kanker tidak memiliki sistem kekebalan tubuh sekuat orang-orang yang bebas dari serangan kanker.
Baca Juga: Belum Genap Seminggu, Aliya Rajasa Rindu Suara Ani Yudhoyono dan Ingin Bertemu di Mimpi
Terlebih perawatan yang dijalani, seperti pengobatan kemoterapi, juga menjadi faktor di mana kekebalan tubuh semakin lemah dan sulit melawan penyakit.
Bahkan untuk penyakit yang mudah disembuhkan seperti flu biasa, pasien kanker tak bisa melawannya semudah itu.
Baca Juga: Cerita Mendiang Ani Yudhoyono Soal Kain Nusantara: Saya Menyimpan Koleksinya di Lemari Khusus
Sebab, kemoterapi kerap menyebabkan semakin menurunnya sel darah putih, kondisi ini disebut neutropenia.
Pada kondisi ini pasien kanker semakin sulit melawan infeksi.
Demam pada pasien kanker yang mengalami neutropenia disebut demam neutropenik, dan ini kerap terjadi.
Kondisi demam ini meningkatkan risiko pasien kanker kesulitan melawan infeksi, sehingga perlu perhatian khusus.
Oleh karena itu saat pasien kanker mengalami demam, perlu dilakukan tindakan khusus, apalagi yang disertai tanda-tanda infeksi.
Jika terlambat, dampaknya berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa.
Baca Juga: Intip Penampilan Rumahan Ani Yudhoyono Semasa Hidup Mulai dari Masak hingga Momong Cucu
(*)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Sebelum Meninggal, Ani Yudhoyono Dikabarkan Demam Tinggi, Ternyata Demam pada Pasien Kanker Tak Boleh Disepelekan!