Masil mengaku RA mulai terlihat berubah sejak gemar menonton video dokumentasi perang.
Tak hanya gemar menyaksikan video dokumentasi perang, menurut Masil, RA juga kerap menonton video bertema radikal lainnya.
"Ia mulai senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala menggunakan handphone," ungkap Masil seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Solo.
Baca Juga: Bukan Orang Biasa, Kakak Beradik Pelaku Bom Hotel di Sri Lanka Ternyata Anak Pengusaha Tajir
Masil menduga, RA mendapat pencucian otak dari orang yang tak dikenalnya.
Hal ini lantaran RA sempat menghilang tanpa kabar selama 3 bulan tahun 2018 lalu kemudian kembali lagi ke rumah seolah tidak terjadi apa-apa.
"Padahal dulu orangnya biasa saja, dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, namun tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," pungkasnya.
Baca Juga: Bom Ledakkan 3 Gereja di Sri Lanka, Korban Tewas Mencapai 52 orang
Sampai berita ini ditayangkan, kondisi terakhir terduga pelaku masih dalam keadaan kritis.
Kini terduga pelaku, RA tengah menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara.
Lebih lanjut, pihak kepolisian Polres Surakarta berjanji akan mengusut tuntas kasus bom bunuh diri ini dengan sebaik-baiknya.
(*)