Grid.ID - Identitas terduga pelaku bom bunuh diri pos polisi Kartasura, Sukoharjo akhirnya diungkap pihak kepolisian Polres Surakarta.
Terduga pelaku bom bunuh diri pos polisi Kartasura diketahui berinisial RA dan merupakan warga setempat.
Identitas terduga pelaku bom bunuh diri ini diungkap pihak Polres Surakarta pasca melakukan penggeledahan ke rumah terduga pelaku.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, kepolisian Polres Surakarta baru saja menggeledah rumah terduga pelaku, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Dari hasil penggeledahan rumah terduga pelaku, polisi berhasil menemukan bukti-bukti terkait kasus bom bunuh diri yang baru saja terjadi.
Tak hanya itu, pihak kepolisian juga mendapatkan identitas lengkap terduga pelaku dari hasil pengumpulan barang bukti dan keterangan warga sekitar.
Identitas terduga pelaku pun diungkap pihak kepolisian kepada awak media pasca penggeledahan kediaman terduga pelaku selesai dilakukan.
Kepada awak media, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dhaniel mengungkap bahwa terduga pelaku berinisial RA dan merupakan warga sekitar.
RA merupakan seorang pemuda berusia 22 tahun dan tinggal bersama dengan orang tuanya di Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasuro, Sukoharjo.
Baca Juga: Sebelum Ditangkap Petugas Keamanan Malaysia, WNI Ini Punya Niatan Ledakan Bom Bunuh Diri di Filipina
"Korban diduga pelaku (peledakan) tinggal bersama orangtuanya di sini (Kartasura)," ungkap Rycko di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan pihak kepolisian dari warga sekitar, RA dikenal sebagai sosok yang tertutup dan sulit bergaul dengan teman sebayanya.
Melansir Tribun Solo, Kepala Dusun Kranggan Kulon, Suldamanto (51) mengungkap bahwa perilaku RA mulai berubah semenjak lulus SMA dan kuliah di salah satu perguruan tinggi.
Baca Juga: Dikira Teroris Bom Bunuh Diri, Dua Aktor Film Terbaru Hrithik Roshan Ditangkap Polisi
Tak hanya itu, menurut Suldamanto, RA tak pernah memiliki pekerjaan tetap.
Terakhir kali ia tahu RA sempat berjualan gorengan.
"(Rofik) tertutup setelah lulus SMA, biasanya dulu ke masjid tapi sekarang nggak pernah.
Pekerjaannya engga tetap. Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung. Sempat jualan gorengan juga," ungkap Suldamanto.
Hal yang sama juga diakui oleh teman sepermainan RA, Masil (19).
Menurut Masil, RA memang kesulitan berkomunikasi dengan orang-orang yang tak dekat dengannya.
Masil mengaku RA mulai terlihat berubah sejak gemar menonton video dokumentasi perang.
Tak hanya gemar menyaksikan video dokumentasi perang, menurut Masil, RA juga kerap menonton video bertema radikal lainnya.
"Ia mulai senang melihat video perang Suriah, termasuk pemenggalan kepala menggunakan handphone," ungkap Masil seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Solo.
Baca Juga: Bukan Orang Biasa, Kakak Beradik Pelaku Bom Hotel di Sri Lanka Ternyata Anak Pengusaha Tajir
Masil menduga, RA mendapat pencucian otak dari orang yang tak dikenalnya.
Hal ini lantaran RA sempat menghilang tanpa kabar selama 3 bulan tahun 2018 lalu kemudian kembali lagi ke rumah seolah tidak terjadi apa-apa.
"Padahal dulu orangnya biasa saja, dengan teman-teman sekampung pun sering kumpul-kumpul, namun tiba-tiba sudah tidak mau ke masjid," pungkasnya.
Baca Juga: Bom Ledakkan 3 Gereja di Sri Lanka, Korban Tewas Mencapai 52 orang
Sampai berita ini ditayangkan, kondisi terakhir terduga pelaku masih dalam keadaan kritis.
Kini terduga pelaku, RA tengah menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara.
Lebih lanjut, pihak kepolisian Polres Surakarta berjanji akan mengusut tuntas kasus bom bunuh diri ini dengan sebaik-baiknya.
(*)