Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina
Grid.ID - Menyaksikan anak-anak tumbuh sukses dan bahagia tentunya menjadi mimpi setiap orang tua.
Hal itu juga yang dilakukan oleh seorang ayah yang berasal dari North Carolina, Ronald Grimsley.
Sambil berjuang melawan kanker, Ronald Gimsley berharap dapat melihat langsung upacara kelulusan putranya, Travis Grimsley.
Baca Juga: Prilly Latuconsina Ogah Bahas Maxime Bouttier di Depan Orangtuanya Saat Lebaran
Dilansir Grid.ID dari People pada Rabu (5/6/2019), menjelang kelulusan Travis, dokter memvonis Ronald hanya memiliki waktu untuk bertahan selama beberapa hari.
Tentunya hak itu cukup menyedihkan bagi Travis, karena bagaimanapun ia ingin sang ayah dapat menyaksikannya lulus.
Harapan Ronald menyaksikan kelulusan Travis menjadi kenyataan, meski setelahnya, dua jam kemudian Ronald menghembuskan nafas terakhirnya.
Baca Juga: Jaga Silaturahmi di Hari Raya Lebaran, Krisdayanti Bagi-bagi THR ke Tetangga
Ronald dipindahkan ke Lower Cape Fear Hospice di Bolivia, North Carolina, saat memasuki masa kritis.
Tak disangka, staf di sana mendengar tentang kelulusan Travis yang akan datang dan mereka langsung bertindak, berusaha mewujudkan hal tersebut.
"Saya tahu ayahnya sedang sekarat karena kanker, jadi saya menelepon sekolah (Travis) untuk melihat apa saja yang bisa kita kumpulkan bersama," kata manajer perawat klinis, Sandy Duncan kepada People.
"Saya sudah berada di administrasi selama 22 tahun dan kami tidak pernah melakukan hal seperti ini," ujar Rhonda Benton, kepala sekolah di West Brunswick High School.
"Tetapi ini semua tentang anak-anak dan pengaruh yang dapat Anda miliki, jadi kami tahu kami memiliki hal tersebut untuk membuat itu terjadi," lanjutnya.
Baca Juga: Libur Lebaran Ke Thailand? Awas Waspada Bakteri Mematikan Ini
Rhonda mengajak beberapa guru favorit Travis, sementara Sandy bekerja sama dengan beberapa staf rumah sakit untuk mendekorasi ruang rumah sakit.
Mereka menempatkan tulisan "2019", menyiapkan podium dan memutar rekaman musik "Pomp and Circumstance".
"Itu sangat menarik dan sangat menyentuh hati. Itu benar-benar emosional dan sangat istimewa sehingga kami dapat mewujudkan hal ini untuk pemuda ini dan keluarganya," kata Sandy.
Baca Juga: 5 Misteri Bawah Laut yang Tak Bisa Dijelaskan Hingga Timbulkan Perdebatan
Tepat pada 10 Mei 2019, Travis mengenakan jubah kelulusannya.
Ia berjalan menyusuri lorong pusat rumah sakit dan masuk ke kamar ayahnya, di mana kepala sekolahnya sudah bersiap di dalam untuk memberinya ijazah.
Sampai di depan kamar sang ayah, tangis Travis pecah.
Dan dengan segera semua orang yang ada di dalam ruangan ikut menangis terharu menyaksikan momen tersebut.
Ronald meninggal tepat dua jam kemudian setelah upacara kelulusan digelar."Itu sangat emosional, sangat menyentuh,” kata Sandy.
"Kami semua lelah setelahnya, secara emosional dan fisik, tetapi kami telah melakukan hal yang benar," pungkasnya. (*)