Find Us On Social Media :

Miris, Ibu Beli Obat Alternatif untuk Anak yang Sakit Namun Malah Muntah Hitam dan Tewas, Penjual Obat: Itu Detoksifikasi!

By Adrie P. Saputra, Minggu, 31 Desember 2017 | 23:33 WIB

Ilustrasi balita tewas (tengah),obat yang diduga membuat anak tewas (kanan-kiri)

Laporan Wartawan Grid.ID, Adrie P. Saputra

Grid.ID  - Tidak banyak, tapi ada beberapa orang tua yang suka memilih pengobatan alternatif atau obat-obatan yang tidak dijual secara legal di apotek untuk merawat anak mereka. 

Mereka percaya bahwa obat alternatif juga cara menyembuhkan anak yang lebih murah dan berharap bisa membawa kesembuhan.

Banyak korban yang melanda anak-anak dan ini sangat fatal.

Orangtua mana yang tidak ingin anaknya sehat, tapi kita perlu lebih berhati-hati, terutama memberi obat kepada anak kecil. 

Cerita ini dikisahkan oleh Dziehan Mustapa

(BACA: Kembali Terjadi, Pengemudi Mobil Tercebur ke Sungai Hingga Bernasib Tragis)

Dikutip Grid.ID dari Siakapkeli, gambar di bawah ini adalah gambar "obat" yang diberikan kepada anak yang telah meninggal.

Hati ibu merasa bersalah karena menyarankan memberi "obat-obatan" kepada bayi mereka dengan masalah kesehatan terkait genetika.

Setelah beberapa minggu bayinya terpaksa makan "obat-obatan" akhirnya anak ini dilarikan ke rumah sakit saat muntah hitam keluar dari mulut anak kecil ini.

Sebelum dia pergi ke rumah sakit, Ibu bertanya kepada penjual produk (anggota keluarga / kerabat) apa yang harus dilakukan. Inilah jawaban mereka.

Ibu, "Ketika anak saya muntah hitam tambah parah, saya heran saya bertanya kepada penjual apa yang harus saya lakukan, katanya, jangan bawa ke rumah sakit, itu detoksifikasi, itulah proses menghilangkan semua penyakit, minum obat dalam waktu dua minggu "

(BACA: Tragis, Bayi Terjatuh dari Eskalator Saat Digendong Oleh Neneknya)

Hati ibu ini tidak mau mengikuti nasehat mereka lagi. Anak itu dibawa ke rumah sakit. Setibanya di Rumah Sakit, anak tersebut semakin parah setelah mengkonsumsi produk 'obat-obatan' tersebut.

Sepertinya anak kecil itu tak berdaya. Organ tubuhnya tumbuh tidak normal, ikterus parah (kekuningan seperti kunyit satu tubuh). Rumah sakit mencoba membantu anak laki-laki kecil ini, tapi apa daya, Tuhan lebih mencintainya.

Hati sang ibu masih sedih dan ada rasa penyesalan,

"Saya tidak bisa melupakan bagaimana anak saya menangis dan menangis tidak mau makan obatnya. Saya juga tidak bisa melupakan wajah anak saya, saat saya memaksanya makan nestum khusus dan beberapa obat yang perlu dihancurkan atau dibuka kapsul sebelum diberikan kepada anak saya."

Ditambahkan lagi saat seorang anggota keluarga menyalahkan ibunya karena membawa anak tersebut ke rumah sakit.

(BACA: Kisah Tragis di Balik Salah Satu Adegan Ikonik dalam Film Titanic, Siapin Tissue!)

Bagi mereka penyebab kematian anak itu karena dibawa ke rumah sakit dan tidak mengikuti saran mereka dalam pengobatan produk tersebut.

Kecewa tidak lagi ada gunanya.

Tentunya seperti yang saya jelaskan dalam sebuah wawancara pagi ini, penjual produk akan mencari pembeli produk mereka.

Tentu saja, orang-orang yang putus asa dan penuh harapan seperti ibu ini telah menjadi korban tipu daya mereka.

Profesional kesehatan sangat berhati-hati dalam memberikan obat untuk anak-anak terutama di bawah usia 2 tahun.

(BACA: Setelah Karaoke Wanita Ini Mengalami Hal Tragis, Dokter Mengungkapkan Penyebab Kematian yang Membuat Keluargannya Terkejut!)

Dosis obat juga sangat berbeda dan tergantung berat bayi atau anak.

Selain itu jika bayi atau anak dalam keadaan sehat.

Tentunya tidak ada obat atau produk tambahan apapun yang bisa diberikan kepada bayi atau balita ini.

Untuk informasi tentang 'obat' itu dijual sampai mencapai harga RM4 ribu (Rp 13 juta).

Ibu tersebut ingin melihat anak kecilnya pulih, namun harapannya mengubah tragedi ketika anak kecil itu tidak hanya meninggalkannya selamanya, namun meninggalkan rasa sakit yang mendalam.

(BACA: Tragis, Seorang Ibu Melindungi Anaknya dari Serangan Brutal di Hari Natal, Ibunya Tewas Akibat Serangan Itu)

Sampai saat ini, anggota keluarga (yang menjual produk) masih menyalahkan ibu karena tidak mengonsumsi 'obat-obatan' dengan benar.

Miris sekali kisah dari ibu ini, semoga cerita ini menjadi pelajaran berharga bagi semua khususnya para ibu. (*)