Grid.ID – Marah, emosi yang satu ini biasnya timbul ketika ada sesuatu yang tidak kita sukai mengusik.
Tentunya emosi yang seperti ini akan memberikan dampak negatif pada tubuh. Sebuah penelitian tahu 2010 yang diterbitkan pada Journal of Medicine and Life mengatakan jika efek negative dari marah bisa mempengaruhi kesehatan tubuh.
Peneliti menyebutkan bahwa emosi ini dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, seperti hipertensi, masalah pada pembuluh darah di sekitar jantung, irama jantung jadi abnormal, dan proses metabolik tubuh.
Baca Juga: Jadi Pria Tersubur, Ed Houben Punya 106 Anak dari Berbagai Perempuan di Berbagai Negara
Selain itu, marah juga dapat memicu terjadinya peradangan sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Amarah juga bisa mengubah perilaku seseorang menjadi agresif dan melampiaskan emosi dengan cara yang salah, yang umum dilakukan seperti minum alkohol atau merokok secara berlebihan.
Namun, marah juga memberikan manfaat untuk kesehatan
Meskipun dampak negatifnya cukup banyak, memendam amarah juga bukan solusi yang baik. Pasalnya, marah merupakan bagian dari emosi diri yang memang perlu diungkapkan. Hanya saja, Kamu tetap harus mampu mengendalikan diri, menenangkan diri, dan mengubah kemarahan tersebut menjadi hal yang lebih produktif.
Sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2003 di laman American Psychological Association, merangkum dampak positif dari marah-marah.
Baca Juga: Pica! Kelainan Makan Hal Tak Lazim Mulai dari Sabun Hingga Kotoran, Ketahui Gejalanya Berikut
Marah yang dilampiaskan dengan cara konstruktif alis membangun ternyata cenderung bisa membantu seseorang menemukan solusi saat menghadapi permasalah hubungan dengan pasangan, interaksi kerja, atau politik.
Berikut penjelasan kenapa marah memberikan manfaat pada kehidupan seseorang, antara lain:
- Perasaan marah membuat Kamu menjadi lebih tegas
Ya, manfaat dari marah yang satu ini bisa Kamu dapatkan jika digunakan pada situasi yang tepat.
Menghadapi sesuatu yang tidak Kamu sukai pasti membuat bad mood. Misalnya, pasangan yang sering kali menaruh barang sembarangan sehingga membuat rumah jadi berantakan.
Kamu sudah mengingatkannya berkali-kali dengan lembut demi menjaga hatinya. Namun, kebiasaannya tak kunjung berubah. Kamu pun jadi harus mengingatkannya berulang kali. Kalau begini terus, Kamu tentu jadi sangat kesal, bukan?
“Jika sudah seperti ini, filter ‘untuk memberi tahu secara baik-baik’ rasanya perlu dihapus”, jelas Ken Yeager, PhD, seorang dosen pengajar materi stres, trauma, dan pengendalian diri di Ohio State University pada laman Men’s Health.
Adanya kemarahan bisa membuat Kamu menghapus filter tersebut. Dengan marah, Kamu mampu memberi tahu pasangan mengenai keinginan Kamu lebih jelas dan tegas.
Baca Juga: Bukan Manusia, Orang-Orang ini Justru Menikahi Hantu Hingga Roller Coaster!
- Marah membuat Kamu bernegosiasi
Kemudian, manfaat mengejutkan lain dari marah adalah membantu bernegoisasi dalam memecahkan masalah.
Studi yang dilakukan Rice University tahun 2017 menunjukkan bahwa mengekspresikan kemarahan membuat seseorang mengutarakan keinginannya lebih jujur, membuat pihak lain mendengarkan lebih baik, dan lebih terbuka dengan keluhan satu sama lain.
Dengan begitu, kesepakatan dari kedua belah pihak akan terjalin dan masalah dapat diselesaikan.
Manfaat marah ini cenderung Kamu dapatkan jika tetap diimbangi dengan kontrol diri. Artinya, Kamu hanya menjadikan amarah itu sebagai pemantik dalam menyempaikan keinginan, bukan melampiaskannya dengan ancaman atau kekerasan.
- Marah bisa memotivasi Kamu
Rasa marah muncul karena berbagai faktor. Contohnya, karena merasa diremehkan, tidak diperhatikan, atau tidak diperlakukan secara tidak adil. Adanya rasa marah ini bisa mendorong seseorang untuk melakukan sebuah perubahan.
Ketika seseorang meluapkan rasa marahnya, timbul keinginan untuk mengendalikan sesuatu. Perasaan seperti itulah yang bisa memotivasi seseorang untuk melakukan atau mendapatkan perubahan.
Misalnya, rasa marah karena diremehkan orang sekitar akan membuat Kamu “balas dendam” dengan bekerja keras agar lebih sukses dari mereka.
Namun, lagi-lagi perlu diingatkan bahwa manfaat marah ini hanya didapatkan jika masih dalam batasannya. Tidak semua masalah harus dihadapi dengan marah-marah. Apalagi jika sampai menimbulkan sikap agresif, berlebihan, dan merusak. (*)
Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesi dengan judul, “Tak Selalu Buruk, Marah Ternyata Juga Memberikan Manfaat Bagi Kita”