Grid.ID - Selama liburan Natal dan tahun baru nanti hotel-hotel di Yogyakarta penuh, hanya tersisa di wilayah penyangganya.
Namun, beberapa alternatif seru ditawarkan, termasuk menginap di homestay desa wisata.
"Tamu yang masih butuh kamar, kita sarankan ke hotel non-bintang dan homestay di kampung wisata," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istidjab M Danunagoro saat dihubungi KompasTravel, Jumat (29/12/2017).
Di sekitaran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang ada beberapa kawasan penyangga yang banyak terdapat homestay.
Salah satunya di Bantul yang juga terkenal dengan bentang alamnya.
Sejak 2015 telah mempersiapkan 2.000 homestay yang tersebar di 36 desa wisata yang dikembangkan Dinas Pariwisata Bantul.
Jika hotel di kota Yogyakarta menawarkan destinasi wisata kota, dengan pemandangan yang riuh ramai, maka homestay di Bantul justru menawarkan berbagai pemandangan alam dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang sudah menjadi tradisi di kawasan desa wisata setempat.
Homestay atau tempat menetap bagi wisatawan ini biasanya disediakan di tengah permukiman penduduk desa wisata. Fasilitas menginap yang disiapkan bisa berupa bangunan rumah tinggal maupun kamar-kamar.
(BACA: Tak Tahu Malu! Berwisata ke Thailand, Sepasang Turis Justru Lakukan Hal Ini)
Harga sewa tiap kamar yang diberlakukan untuk wisatawan beragam mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 750.000 per malam tergantung sarana dan fasilitas.
Salah satu contohnya yang ada di Desa Wisata Tembi, Bantul.